Blog Ki Slamet 42 : "Guru SMAN 42 Menulis
Jumat, 11 Januari 2019 - 14: 05 WIB
Jumat, 11 Januari 2019 - 14: 05 WIB
SIMULASI SIFAT SHALAT
Dengan Gambar Peraga
Oleh: Syaikh Muh.Nashiruddin
al-Albani
Berdasarkan rincian penjelasan penulis,
Syaikh al-Imam al-Alban, dengan dalil-dalil dan kesimpulan-kesimpulan yang
detil, maka sifat atau tata cara shalat dapat kami simulasikan dengan
gambar-gambar sebagai berikut:
A.
Keterangan
dan gambar 1
Berdiri tegak
menghadap ke kiblat :
1. Saat
berdiri tegak mengawali shalat, Berdiri tegak menghadap kiblat dan melihat
ke tempat sujud.
2. Shalat menghadap sutrah, seperti: tembok,
tiang, tombak yang ditancapkan, atau lainnya.
3. Mengangkat
kedua tangan sejajar dengan dua pundak atau sejajar dengan kedua daun telinga,
dengan merentangkan jari-jari tangan, artinya: tidak merenggangkan antara
jari-jari dan tidak pula mengepalkannya (serta menghadapkan perut telapak
tangan ke kiblat). Kedua tata cara ini dilakukan dalam semua takbir yang
disyariatkan mengangkat kedua tangan padanya, seperti: ketika takbiratul ihram,
ketika hendak rukuk, ketika bangkit dari tasyahhud
awal.
4. Sedang
tata cara berikut adalah posisi shalat yang tidak benar.
Gambar 1
|
Gambar 2
|
Gambar 3
|
Gambar 4
|
B.
Keterangan
dan gambar 2
Meletakkan kedua tangan di dada saat berdiri (Bersedekap) ada
tiga :
1.
Telapak tangan kanan
diletakkan pada punggung telapak tangan kiri. Menggenggam tangan kanan pada
pergelangan tangan kiri.
2.
Menggenggam tangan
kanan pada pergelangan tangan kiri.
3.
Menggenggamkan
tangan kann pada lengan bawah tangan kiri.
4.
Sedangkan dengan
menggengamkan dua jari dan meletakkan
dua jari lainnya pada lengan adalah tidak memiliki dasar.
A.
Keterangan
gambar 3
Tata cara ruku :
1.
Menggenggam kan
kedua telapak tangan pada dua buah lutut dengan mantap, dengan merenggangkan
jari-jari kedua tangan, merenggangkan (menjauhkan) kedua siku dari kedua
lambung, mertakan punggung, tidak mendongakkan kepala hingga lebih tinggi dari
punggung dan tidak pula menundukkannya hingga lebih rendah darin punggung dan
bahu.
2.
Pada contoh gambar
nomor 6, 7, dan 8 adalah contoh posisi shalat yang tidak berdasar.
|
||
|
|
|
B.
Keterangan
gambar 4
Tata cara turun untuk sujud
9. Tata cara turun untuk
sujud, adalah dengan meletakkan kedua tangan terlebih dahulu baru meletakkan kedua lutut.
Ini bagi imam dan orang shalat
sendirian, sedangkan jika shalat berjamaah,
merenggangkan siku sebatas yang dimungkinkan dan tidak sampai mengganggu orang
lain....dan lembutlah terhadap tangan
saudaramu.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)Ed. T.
10. Bersujud adalah dengan
tujuh anggota tubuh, dua telapak tangan, dua telapak kaki, kening dan hidung,
dengan rincian: meletakkan kedua telapak tangan di tanah /lantai sejajar dengan
dua bahu atau sejajar dengan dua daun telinga; merapatkan jari-jari tangan;
menghadapkan jari-jari tangah ke arah Kiblat; merenggangkan(menjauhkan) kedua
siku dari kedua lambung seukuran seekor anak kaming bisa lewat melalui bawah
lengan, dan tidak merapatkannya ke lambung serta tidak pula menempelkan ke dua
lengan di lantai; memantapkan menempelkan dahi dan hidung di tanah(lantai);
menegakkan kedua telapak kaki; menekuk jari-jari kaki hingga menghadap kiblat;
dan merapatkan kedua tumit.
Gambar 9
Gambar 10
C.
Keterangan
gambar 5
Duduk
di antara dua sujud ada dua cara :
11.
P e r t a m a, Menelentangkan kaki kiri lalu duduk di
atasnya dan menegakkan kaki kanan, serta menghadapkan semua jari-jari ke arah
kiblat. Dan inilah yang disebut dengan duduk iftirasy. Dan seperti ini pula
cara duduk istirahat setelah bangkit untuk berdiri ke rakaat berikutnya.
Gambar
11
12.
K e d u a, Duduk iq’a, yaitu duduk dengan berjinjit
di atas ujung-ujung jari kedua kaki, kemudian tempelkan pantat pada kedua
tumit. Dan Saat hendak bangkit ke rakaat berikutnya adalah dengan bertumpu pada
kedua tangan.
Gambar 12
D.
Keterangan
gambar 6
13. Duduk tasyahud Awal, Duduk tasyahud awal
adalah denggan cara iftirasy, yaitu
menelentangkan telapak kaki kiri lalu duduk di atasnya dan menegakkan kaki
kanan, dengan menghadapkan jari-jari ke arah kiblat; sebagaimana cara pertama
duduk di antara dua sujud sebelumnya.
Gambar 13
14. Duduk
tasyahud akhir, Duduk tasyahud akhir ada dua:
Pertama, apabila
shalat yang dikerjakan hanya dua rakaat seperti shalat Shubuh, maka duduk
tasyahud akhirnya adalah dengan iftirasy,
yaitu cara duduk tasyahud awal.
Kedua, apabila
shala yang dikerjakan adalah tiga rakaat seperti Maghrib atau empat rakaat
seperti shalat Isya, maka cara duduknya adalah dengan tawarruh, yaitu: menyentuhkan pangkal paha kiri ke tanah (lantai)
dan mengeluarkan kedua kaki dari satu arah (arah kanan); meletakkan kaki kiri
di bawah paha dan betis, dan menegakkan telapak kaki kanan, atau boleh juga
membentangkannya.
15. Dalam duduk tasyahud di atas, posisi tangan adalah dengan:
memegang tangan telapak tangan kiri pada lutut kiri, lalu menggenggam semua
jari-jari tangan kanan dan menunjuk dengan telunjuk ke arah kiblat, serta
melirik dengan pandangan kepadanya.
16. Sunah juga dengan meletakkan ibu
jari pada jari tengah, lalu menunjuk dengan telunjuk, (dan juga melirik
kepadanya dengan pandangan mata
17. Dan sunnah pula dengan membuat
lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah lalu menunjuk dengan telunjuk,(dan
juga melirik kepadanya dengan pandangan mata).
18. Selanjutnya
dengan menolehkan kepala ke kanan lalu ke kiri.
SUMBER :
Syaikh
Muhammad Nashiruddin al-Albani,
“Sifat
Shalat Nabi”, DARUL HAQ, Cetakan XIII 1439 H