Kamis, 10 Januari 2019

Syaikh Muh. Nashiruddin al-Al-Albani: "SIMULASI SIFAT SHALAT"

Blog Ki Slamet 42 : "Guru SMAN 42 Menulis
Jumat, 11 Januari 2019 - 14: 05 WIB




SIMULASI SIFAT SHALAT
Dengan Gambar Peraga
Oleh: Syaikh Muh.Nashiruddin al-Albani

Berdasarkan rincian penjelasan penulis, Syaikh al-Imam al-Alban, dengan dalil-dalil dan kesimpulan-kesimpulan yang detil, maka sifat atau tata cara shalat dapat kami simulasikan dengan gambar-gambar sebagai berikut:

A.   Keterangan dan gambar 1
Berdiri tegak menghadap ke kiblat :
 1.  Saat berdiri tegak mengawali shalat, Berdiri tegak menghadap kiblat dan melihat ke tempat sujud.
2.  Shalat menghadap sutrah, seperti: tembok, tiang, tombak yang ditancapkan, atau lainnya.
3.      Mengangkat kedua tangan sejajar dengan dua pundak atau sejajar dengan kedua daun telinga, dengan merentangkan jari-jari tangan, artinya: tidak merenggangkan antara jari-jari dan tidak pula mengepalkannya (serta menghadapkan perut telapak tangan ke kiblat). Kedua tata cara ini dilakukan dalam semua takbir yang disyariatkan mengangkat kedua tangan padanya, seperti: ketika takbiratul ihram, ketika hendak rukuk, ketika bangkit dari tasyahhud awal.
4.   Sedang tata cara berikut adalah posisi shalat yang tidak benar.

Gambar 1


Gambar 2

Gambar 3


Gambar 4


B.    Keterangan dan gambar 2
Meletakkan kedua tangan di dada saat berdiri (Bersedekap) ada tiga :
1.     Telapak tangan kanan diletakkan pada punggung telapak tangan kiri. Menggenggam tangan kanan pada pergelangan tangan kiri.
2.     Menggenggam tangan kanan pada pergelangan tangan kiri.
3.     Menggenggamkan tangan kann pada lengan bawah tangan kiri.
4.     Sedangkan dengan menggengamkan  dua jari dan meletakkan dua jari lainnya pada lengan adalah tidak memiliki dasar.










A.   Keterangan gambar 3
Tata cara ruku :
1.     Menggenggam kan kedua telapak tangan pada dua buah lutut dengan mantap, dengan merenggangkan jari-jari kedua tangan, merenggangkan (menjauhkan) kedua siku dari kedua lambung, mertakan punggung, tidak mendongakkan kepala hingga lebih tinggi dari punggung dan tidak pula menundukkannya hingga lebih rendah darin punggung dan bahu.
2.     Pada contoh gambar nomor 6, 7, dan 8 adalah contoh posisi shalat yang tidak berdasar. 




B.    Keterangan gambar 4
Tata cara turun untuk sujud
9. Tata cara turun untuk sujud, adalah dengan meletakkan kedua tangan    terlebih dahulu baru meletakkan kedua lutut. Ini bagi imam dan orang  shalat sendirian, sedangkan jika shalat     berjamaah, merenggangkan siku sebatas yang dimungkinkan dan tidak sampai mengganggu orang lain....dan lembutlah terhadap tangan saudaramu.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)Ed. T.
10. Bersujud adalah dengan tujuh anggota tubuh, dua telapak tangan, dua telapak kaki, kening dan hidung, dengan rincian: meletakkan kedua telapak tangan di tanah /lantai sejajar dengan dua bahu atau sejajar dengan dua daun telinga; merapatkan jari-jari tangan; menghadapkan jari-jari tangah ke arah Kiblat; merenggangkan(menjauhkan) kedua siku dari kedua lambung seukuran seekor anak kaming bisa lewat melalui bawah lengan, dan tidak merapatkannya ke lambung serta tidak pula menempelkan ke dua lengan di lantai; memantapkan menempelkan dahi dan hidung di tanah(lantai); menegakkan kedua telapak kaki; menekuk jari-jari kaki hingga menghadap kiblat; dan merapatkan kedua tumit.


Gambar 9

Gambar 10

C.    Keterangan gambar 5
Duduk di antara dua sujud ada dua cara :
11. P e r t a m a,  Menelentangkan kaki kiri lalu duduk di atasnya dan menegakkan kaki kanan, serta menghadapkan semua jari-jari ke arah kiblat. Dan inilah yang disebut dengan duduk iftirasy. Dan seperti ini pula cara duduk istirahat setelah bangkit untuk berdiri ke rakaat berikutnya.

Gambar 11

12. K e d u a,  Duduk iq’a, yaitu duduk dengan berjinjit di atas ujung-ujung jari kedua kaki, kemudian tempelkan pantat pada kedua tumit. Dan Saat hendak bangkit ke rakaat berikutnya adalah dengan bertumpu pada kedua tangan.

Gambar 12

D.   Keterangan gambar 6
13. Duduk tasyahud Awal, Duduk tasyahud awal adalah denggan cara iftirasy, yaitu menelentangkan telapak kaki kiri lalu duduk di atasnya dan menegakkan kaki kanan, dengan menghadapkan jari-jari ke arah kiblat; sebagaimana cara pertama duduk di antara dua sujud sebelumnya.

Gambar 13

14. Duduk tasyahud akhir, Duduk tasyahud akhir ada dua:
Pertama, apabila shalat yang dikerjakan hanya dua rakaat seperti shalat Shubuh, maka duduk tasyahud akhirnya adalah dengan iftirasy, yaitu cara duduk tasyahud awal.

Kedua, apabila shala yang dikerjakan adalah tiga rakaat seperti Maghrib atau empat rakaat seperti shalat Isya, maka cara duduknya adalah dengan tawarruh, yaitu: menyentuhkan pangkal paha kiri ke tanah (lantai) dan mengeluarkan kedua kaki dari satu arah (arah kanan); meletakkan kaki kiri di bawah paha dan betis, dan menegakkan telapak kaki kanan, atau boleh juga membentangkannya.




15. Dalam duduk tasyahud di atas, posisi tangan adalah dengan: memegang tangan telapak tangan kiri pada lutut kiri, lalu menggenggam semua jari-jari tangan kanan dan menunjuk dengan telunjuk ke arah kiblat, serta melirik dengan pandangan kepadanya.
16. Sunah juga dengan meletakkan ibu jari pada jari tengah, lalu menunjuk dengan telunjuk, (dan juga melirik kepadanya dengan pandangan mata


 
17. Dan sunnah pula dengan membuat lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah lalu menunjuk dengan telunjuk,(dan juga melirik kepadanya dengan pandangan mata).
18. Selanjutnya dengan menolehkan kepala ke kanan lalu ke kiri.



 
SUMBER :
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani,
“Sifat Shalat Nabi”, DARUL HAQ, Cetakan XIII 1439 H