Blog Ki Slamet 42 :"Guru SMAN 42 Jakarta Menulis
Sabtu, 06 April 2019 - 13:55 WIB
Sabtu, 06 April 2019 - 13:55 WIB
Belajar Butuh Kesungguhan |
Belajar berarti
merubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak
dengan lingkungan. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tak mahir menjadi mahir,
dari tak pandai menjadi pandai, dan lain-lain. Agar semua itu bisa kita capai
dan berhasil dengan baik, dibutuhkan sikap serta kemauan yang keras, kegigihan
yang kuat, pelatihan yang terus menerus, dan kesabaran yang tinggi. hal
tersebut sebagaimana yang dilakukan Nabi Musa saat berguru kepada Khidir
sebagaimana diriwayatkan 'Ubaidillah bin 'Utbah bin Mas'ud, dari Ibnu 'Abbas.
Pada saat Ibnu
‘Abbas berdiskusi dengan Alhir bin Qais bin Hisn al-Farazi tentang Nabi Musa
dan Khidir, melintas di hadapan mereka ‘Ubai bin Ka’ab. Ibnu ‘Abbas lalu
memanggilnya seraya berkata,
“Aku dan saudaraku ini sedang mendiskusikan sahabat
Nabi Musa ‘alayhis-salam, Khidir”. Nabi
Musa sampai meminta petunjuk dengannya. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah
Shallallâhu ‘alayhi wa Sallam pernah menjelaskan tentang hal itu?”
“Ya,” kata ‘Ubay bin
Ka’ab. “Aku pernah mendengar Rasullullah
Shallallâhu ‘alahi wa Sallam pernah menjelaskan tentang hal itu.” Lebih
lanjut ‘Ubay bin Ka’ab menuturkan bahwa Beliau pernah bersabda:
Ketika Nabi
Musa berada di tengah-tengah Bani Israel, datanglah seseorang bertanya
kepadanya, “Apakah anda tahu rang yang
berilmu daripada Anda?” “Tidak,” jawab Nabi Musa. Maka, Allah mewahyukan
kepada Nabi Musa, “Ada wahai Musa. Ia
adalah Khidir.” Musa lalu memohon kepada Allah agar mendapat petunjuk
menemui Khidir. Lalu, Allah jadikan ikan sebagai tandanya. Dikatakan kepadanya,
“Jika kamu kehilangan ikan ini,
kembalilah dan kamu akan menjumpainya.”
Nabi Musa
mengikuti jejak ikan itu di laut. Murid Nabi Musa berkata kepadanya, “Tahukah Anda tatkala kita mencari tempat
berlindung di batu tadi, sesungguhnya
aku lupa menceritakan tentang ikan itu. Tidak ada yang melupakanku untuk
menceritakannya, kecuali setan.” “Inilah tempat yang kita cari!” kata Nabi
Musa. Lalu keduanya kembali mengikuti
jejak mereka semula(Q.s. al-Kahfi[18]: 63-64). Selanjutnya mereka pun menemui
Khidir.
Ketika Nabi
Musa berkenan menyampaikan keinginannya untuk berguru kepada Khidir, syarat
yang harus dipenuhinya untuk berguru kepada Khidir adalah mampu memiliki sifat
sabar. Dan, kisah mereka seperti yang Allah ceritakan dalam kitab-Nya.*)
Dari kisah Nabi
Musa berguru kepada Khidir di atas ada pelajaran yang bisa kita petik.
Pelajaran itu berupa empat prinsip belajar, yaitu: 1. Prinsip kemauan yang kuat,
2. Prinsip kegigihan dalam belajar, 3.
Prinsip pengasahan diri yang terus menerus, dan 4. Prinsip kesabaran yang tinggi. Keempat prinsip tersebutlah yang dimiliki
Nabi Musa saat berguru kepada Khidir. *) Diriwayatkan 0leh Bhukhâri dan Muslim.
Referensi:
*Sarlito Wirawan
Sarwono. 1976. "Pengantar Umum Psikologi". Jakarta: Bulan Bintang.
*Dwi Budiyanto. 2009. “Prophetic Learning”.
Yogyakarta: pro-U Media.