Na mitram na ca putras ca na pitã na
ca vândhavâh
Na svâmi na gurostulyam yaddrstam paramampadam
(Jnana Sankalini Tantra, 92)
Na svâmi na gurostulyam yaddrstam paramampadam
(Jnana Sankalini Tantra, 92)
Teman, putra,
ayah, kerabat, atau suami, semuanya tidak ada yang setara dengan guru, yang
telah merealisasikan Yang Tertinggi.
Uji Kompetensi guru |
Sangguru42menulis.blogspot.com - DALAM kehidupan
spiritual, keperluan akan pembimbing yang tercerahi untuk menunjukkan jalan
adalah sangat esensial. Hubungan guru-murid adalah abadi dan tak dapat
dibandingkan dengan hubungan apa pun di dunia ini ketika murid spiritual
memiliki keyakinan, kemurnian, loyalitas, dan bhakti ke hadapan guru, mereka
siap dibimbing ke arah realisasi diri. Meskipun guru yang sesungguhnya adalah
jiwa yang bersama kita, namun pembimbing dari luar sama nilainya dengan yang
ada di dalam.
Guru yang
berdedikasi memiliki berbagai macam fungsi dan peran: Guru adalah mitra atau
teman, karena beliau selalu berdiri di sisi kita ketika memerlukan, menunjukkan
kasih sayang dan perhatiannya. Teman
adalah orang yang selalu stabil, tidak pernah berubah baik pada saat suka
maupun duka. Teman
yang sejati tidak akan lari ketika sedang dalam kemelut, ketika dalam masalah.
Justru saat dalam masalahlah
kita dapat melihat siapa teman sejati yang ada bersama kita selama ini.
Guru adalah teman yang memiliki kualifikasi ini. Guru akan hadir bersama ketika
kita memerlukan bantuannya. Beliau datang ketika kita berada dalam masalah
paling prinsip. Guru akan melenyapkan segala jenis penderitaan yang kita alami
selama ini. Dengan kasihnya yang tiada batas, guru memberikan rahmatnya yang
tiada batas kepada kita.
Guru adalah
putra, artinya beliau melindungi yang lemah dari kejatuhan. Dalam tradisi
spiritual, guru membantu muridnya agar bebas dari dosa dan penderitaan. Guru
adalah putra atau ayah, karena beliaulah yang mendisiplinkan anak-anaknya
dengan penuh kasih. Ayah
adalah pembimbing yang selalu menjaga anaknya selalu berada dalam jalur benar
dengan memberikan pengertian dan penyadaran akan kewajibannya. Guru
adalah bandhava atau kerabat dekat kita, artinya beliau menolong saudara-saudaranya
agar terbebas dari rintangan. Demikian juga guru adalah Svami, Yang Mulia, atau
suami, karena beliau secara konstan memberikan cinta, perawatan, bimbingan, dan
dukungan. Cinta kasih dan pengorbanan seorang guru tanpa batas.
Guru dikatakan
memiliki kualitas tersebut semua, namun tetap guru tidak bisa disamakan dengan
semua itu. Guru memiliki kualitas yang sesungguhnya di atas itu semua. Meskipun
beliau bisa menjadi ayah, teman, saudara, dan sebagainya, tetapi kualitas guru
melebihi semuanya. Hanya guru yang mampu melepaskan rantai samsara yang
menjebak manusia dalam kelahiran dan kematian. Beliau dikatakan memiliki
kemampuan untuk menyeberangkan di lautan samsara yang tiada akhir (ananta
samsara samudra tara).
Mengapa guru disebut demikian? Karena seorang guru adalah yad drshtam paramam padam, ia yang telah mencapai tujuan hidupnya, yang telah merealisasikan Kebenaran Tertinggi. Beliau telah menyelami kebenaran dan menjadi kebenaran itu sendiri. Apa pun yang dijadikan sebagai pembanding dalam alam materi ini tidak setara dengannya. Guru lebih tinggi dari apa pun yang ada. Lalu apa yang dapat kita lakukan terhadap keberadaan beliau? Tasmal Sri Gurave Namah, sembah sujud di kakinya. Kita bersujud, menundukkan kepala di telapak kakinya. Telapak kaki beliaulah yang menyucikan kita, yang mampu membersihkan segala kekotoran yang ada di hati kita. Yang mampu melenyapkan segala ketakutan yang menghantui pikiran kita. Kaki guru suci mampu menghancurkan segala bentuk keraguan dan mengantarkan pada sebuah keyakinan yang mantap. Kaki guru suci mampu menyelamatkan kita dari segala marabahaya yang menghadang. Tidak ada keraguan sedikit pun akan kehadiran beliau. Beliau akan membimbing kita dengan penuh kasih, memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Beliau akan selalu hadir seperti halnya aliran sungai yang terus-menerus tiada akhir. (Sumber ajaran Catur Guru dalam ajaran Hindu)
Mengapa guru disebut demikian? Karena seorang guru adalah yad drshtam paramam padam, ia yang telah mencapai tujuan hidupnya, yang telah merealisasikan Kebenaran Tertinggi. Beliau telah menyelami kebenaran dan menjadi kebenaran itu sendiri. Apa pun yang dijadikan sebagai pembanding dalam alam materi ini tidak setara dengannya. Guru lebih tinggi dari apa pun yang ada. Lalu apa yang dapat kita lakukan terhadap keberadaan beliau? Tasmal Sri Gurave Namah, sembah sujud di kakinya. Kita bersujud, menundukkan kepala di telapak kakinya. Telapak kaki beliaulah yang menyucikan kita, yang mampu membersihkan segala kekotoran yang ada di hati kita. Yang mampu melenyapkan segala ketakutan yang menghantui pikiran kita. Kaki guru suci mampu menghancurkan segala bentuk keraguan dan mengantarkan pada sebuah keyakinan yang mantap. Kaki guru suci mampu menyelamatkan kita dari segala marabahaya yang menghadang. Tidak ada keraguan sedikit pun akan kehadiran beliau. Beliau akan membimbing kita dengan penuh kasih, memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Beliau akan selalu hadir seperti halnya aliran sungai yang terus-menerus tiada akhir. (Sumber ajaran Catur Guru dalam ajaran Hindu)
Kiriman dari:
Drs. I Gusti Ngurah Dwaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar