Guru SMAN 42 Jakarta Menulis
Sabtu, 27 September 2014 00:33 Wib
Aliran
Impresionisme mulai muncul sekitar tahun 1874-an. Berawal ketika ditemukannya
cat tube yang menginspirasi para pelukis realisme melukis di luar ruang, di
alam terbuka dengan dominasi cahaya matahari yang menyinarinya.Dalam melukis
Aliran impresionisme sangat fanatik dan sangat memperhatikan aspek cahaya. Oleh
karena itu mereka tak mau kehilangan moment waktu, sebab cahaya matahari akan
berubah dengan cepat. Melukis pun harus cepat, selesai pada saat itu juga.
Kerja melukis yang begitu cepat tentu saja memerlukan kepandaian dan strategi
khusus. Pendek kata, diperlukan kepiawaian seniman dalam melukis.
Dengan melukis
cara demikian maka timbullah bentuk-bentuk baru yang serba kesan, kabur, dan impresionistik,
batas kontur obyek lukisan menjadi tidak jelas seakan hanya merupakan tumpukan
warna-warna yang berkilauan karena disinari cahaya matahari. Hal semacam ini memunculkan
bentuk dan karakter lukisan unik dalam gaya yang berbeda dan belum ada pada bentuk
dan gaya lukisan di era sebelumnya. Nama aliran “Impresionime” terinspirasi ketika mereka mendapat kesulitan
membuat nama untuk kegiatan pameran mereka dari 30 orang pelukis dengan gaya
dan bentuk lukisan yang sangat heterogen, saling berbeda satu sama lainnya.
Mereka memberi nama Painter Sculteaurs,
Graveurs, otc. Nama-nama ini pun tidak bertahan lama. Saat pameran dibuka,
pada katalog pameran terdapat judul lukisan karya Monet, “Impression Rising Sun”. Nama lukisan ini dicela oleh salah seorang
kritikus bernama Louis Leroy. Akan tetapi celaan dan ejekan tersebut dirasan
seperti gula yang manis rasanya. Maka oleh mereka justru nama ejekan tersebut
diambil dijadikan nama perkumpulan aliran mereka. Pelopor aliran Impresionisme
antara lain; Claude Monet, Auguste
Renoir, Fredic Bazile, Alfred Siley, dan Edward Degas. Setelah itu masuk Camille Pissaro, Armand
Guillaumin, dan Paul Cezanne
Menurut
Clade Monet dan kawannya bahwa, “Seluruh
tradisi seni lukis yang meniru alam didasari paham yang salah. Pada
kenyataanya, seniman melukis manusia dan benda secara dibuat-buat di sanggar
mereka. Benda di alam terbuka tidak dibuat secara bulat-bulat seperti tiruan
dari model telanjang atau patung Yunani di dalam sanggar. Memang, bagian yang
terkena cahaya akan lebih terang, tetapi bagian bayang-bayang pun menerima
pantulan cahaya dari benda sekelilingnya.
Pada tahun
1863, kaum akademik menolak untuk memamerkan karya Monet dalam pameran resmi
yang disebut salon. Kegemparan
terjadi setelah para penguasa memutuskan memamerkan lukisan yang ditolak juri
itu dalam sebuah pameran khusus yang bertajuk Salon Lukisan Yang Ditolak. Pengunjung berdatangan ke situ hanya
untuk mentertawakan karya orang yang baru belajar melukis, yang menentang
keputusan para seniman yang baik baik. peristiwa itu merupakan awal perjuangan
kaum impresionisme selama hampir tiga puluh tahun.
Pascaimpresionisme
Tahun 1886 pelukis aliran
impresionisme diterima sebagai seniman yang sungguh-sungguh oleh sebagian besar
pengkritik dan masyarakat. Tetapi, justru pada saat mereka tentang kehidupan
sehari-hari yang lincah dan penuh warna itu tidak lagi dirasakan kasar dan
belum selesai, para pelukis itu dan sekelompok angkatan muda pengikut mereka
merasa bahwa mereka telah mengabaikan terlalu banyak unsur melukis yang
mendasar dalam usaha mengungkapkan perasaan sesaat tentang cahaya dan warna.
Auguste Renoir, pelukis masa
impresionisme, kemudian mempelajari kembali azas bentuk pada karya Rubens dan
karya seniman Venesia. Penyelidikan yang lebih teratur dilakukan terhadap sifat
ruang trimatra, nilai ungkap pada garis, warna dan sifat perlambang oleh empat
orang seniman, George Seurat, Vincent van Gogh, Cezane, dan Paul Gauguin. Karya
mereka jelas menyimpang dari impresionisme yang semula walau awalnya mereka
menerima cara impresionisme dan tidak menolak susunan warna yang baru dan
cemerlang. Mereka dikenal sebagai aliran pascaimpresionisme untuk menunjukkan
tempat mereka menurut runutan waktu dalam sejarah seni lukis Prancis abad
ke-19. Tokoh-tokoh aliran pascaimpresisme antara lain; George Seurat (1859-1891), Vincent van Gogh (1853-1890), dan Paul
Gauguin (1843-1903)
Referensi:
Setiawan Sabana –
Acep Iwan Saidi, “Seni Rupa Untuk SMA dan MA Kelas XII” – ESIS
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar