Jumat, 26 September 2014

Seni Lukis Impresionisme Mancanegara



Guru SMAN 42 Jakarta Menulis 
Sabtu, 27 September 2014 00:33 Wib
Aliran Impresionisme mulai muncul sekitar tahun 1874-an. Berawal ketika ditemukannya cat tube yang menginspirasi para pelukis realisme melukis di luar ruang, di alam terbuka dengan dominasi cahaya matahari yang menyinarinya.Dalam melukis Aliran impresionisme sangat fanatik dan sangat memperhatikan aspek cahaya. Oleh karena itu mereka tak mau kehilangan moment waktu, sebab cahaya matahari akan berubah dengan cepat. Melukis pun harus cepat, selesai pada saat itu juga. Kerja melukis yang begitu cepat tentu saja memerlukan kepandaian dan strategi khusus. Pendek kata, diperlukan kepiawaian seniman dalam melukis.

Dengan melukis cara demikian maka timbullah bentuk-bentuk baru yang serba kesan, kabur, dan impresionistik, batas kontur obyek lukisan menjadi tidak jelas seakan hanya merupakan tumpukan warna-warna yang berkilauan karena disinari cahaya matahari. Hal semacam ini memunculkan bentuk dan karakter lukisan unik dalam gaya yang berbeda dan belum ada pada bentuk dan gaya lukisan di era sebelumnya. Nama aliran “Impresionime” terinspirasi ketika mereka mendapat kesulitan membuat nama untuk kegiatan pameran mereka dari 30 orang pelukis dengan gaya dan bentuk lukisan yang sangat heterogen, saling berbeda satu sama lainnya. Mereka memberi nama Painter Sculteaurs, Graveurs, otc. Nama-nama ini pun tidak bertahan lama. Saat pameran dibuka, pada katalog pameran terdapat judul lukisan karya Monet, “Impression Rising Sun”. Nama lukisan ini dicela oleh salah seorang kritikus bernama Louis Leroy. Akan tetapi celaan dan ejekan tersebut dirasan seperti gula yang manis rasanya. Maka oleh mereka justru nama ejekan tersebut diambil dijadikan nama perkumpulan aliran mereka. Pelopor aliran Impresionisme antara lain; Claude Monet, Auguste Renoir, Fredic Bazile, Alfred Siley, dan Edward Degas.  Setelah itu masuk Camille Pissaro, Armand Guillaumin, dan Paul Cezanne
 
Claude Monet
Paul Cezanne
 
Paul Gauguin

 
Vincent van Gogh
Menurut Clade Monet dan kawannya bahwa, “Seluruh tradisi seni lukis yang meniru alam didasari paham yang salah. Pada kenyataanya, seniman melukis manusia dan benda secara dibuat-buat di sanggar mereka. Benda di alam terbuka tidak dibuat secara bulat-bulat seperti tiruan dari model telanjang atau patung Yunani di dalam sanggar. Memang, bagian yang terkena cahaya akan lebih terang, tetapi bagian bayang-bayang pun menerima pantulan cahaya dari benda sekelilingnya.

Impression Rising Sun by Claude Monet





Panorama by Paul Cezanne
 
Paul Gauguin
 
Still Life Vase with 12 Sun Fowers by Van Gogh
Pada tahun 1863, kaum akademik menolak untuk memamerkan karya Monet dalam pameran resmi yang disebut salon. Kegemparan terjadi setelah para penguasa memutuskan memamerkan lukisan yang ditolak juri itu dalam sebuah pameran khusus yang bertajuk Salon Lukisan Yang Ditolak. Pengunjung berdatangan ke situ hanya untuk mentertawakan karya orang yang baru belajar melukis, yang menentang keputusan para seniman yang baik baik. peristiwa itu merupakan awal perjuangan kaum impresionisme selama hampir tiga puluh tahun.

Pascaimpresionisme

Tahun 1886 pelukis aliran impresionisme diterima sebagai seniman yang sungguh-sungguh oleh sebagian besar pengkritik dan masyarakat. Tetapi, justru pada saat mereka tentang kehidupan sehari-hari yang lincah dan penuh warna itu tidak lagi dirasakan kasar dan belum selesai, para pelukis itu dan sekelompok angkatan muda pengikut mereka merasa bahwa mereka telah mengabaikan terlalu banyak unsur melukis yang mendasar dalam usaha mengungkapkan perasaan sesaat tentang cahaya dan warna.

Auguste Renoir, pelukis masa impresionisme, kemudian mempelajari kembali azas bentuk pada karya Rubens dan karya seniman Venesia. Penyelidikan yang lebih teratur dilakukan terhadap sifat ruang trimatra, nilai ungkap pada garis, warna dan sifat perlambang oleh empat orang seniman, George Seurat, Vincent van Gogh, Cezane, dan Paul Gauguin. Karya mereka jelas menyimpang dari impresionisme yang semula walau awalnya mereka menerima cara impresionisme dan tidak menolak susunan warna yang baru dan cemerlang. Mereka dikenal sebagai aliran pascaimpresionisme untuk menunjukkan tempat mereka menurut runutan waktu dalam sejarah seni lukis Prancis abad ke-19. Tokoh-tokoh aliran pascaimpresisme antara lain; George Seurat (1859-1891), Vincent van Gogh (1853-1890), dan Paul Gauguin (1843-1903)

Referensi:
Setiawan Sabana – Acep Iwan Saidi, “Seni Rupa Untuk SMA dan MA Kelas XII” – ESIS 
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar