Jumat, 27 Februari 2015

“ZACHARY TAYLOR” ( 1784 – 1850 ) PRESIDEN AMERIKA SERIKAT KEDUABELAS

Image "Zachary Taylor" 1784-1850 Presiden A.S. Ke 12 (Foto: SP)
Zachary Taylor (1784-1850) Presiden A.S. Ke 12
“Sudah lebih dari setengah abad . . . . Negara ini berdiri tanpa tergoyahkan . . . . Apapun bahaya-bahaya yang akan mengancamnya, saya akan mempertahankannya, dan memelihara integriratasnya dengan penuh rasa kewajiban dan kekuasaan yang dilimpahkan kepada saya oleh Konstitusi. ”

 — Pidato di depan Kongres, 1849. —
Dilahirkan :
Di Orange County, Virginia, 24 Novemver  1784.

Pendidikan :
Seklah Rakyat biasa., 

Kawin :
Dengan Margaret Smith, 1810.

Karier :
    Letnan Angkatan Darat A.S., 1823 – 1808. 
    Mayor dalam Perang 1812. 
    Kolonel dalam Perang Black Hawk 1832.
    Brigadir Jendral dalam Perang Seminole, 1836 - 1837.
    Mayor Jendral dalam Perang Mexico, 1845 – 1850
    Presiden, 1849 – 1850 

Meninggal :
Di Washington D.C., 9 Juli 1850.

Guru SMAN 42 Menulis - Sabtu, 28 Oktober 2015 - JENDRAL TYLOR yang suka memamah tembakau adalah tokoh tentara yang pertama menjadi Presiden. Hanya karena kemasyhurannya sebagai seorang tentara, Partai Whigs memilihnya dalam tahun 1848.  Belum ada seorang calon yang berpengetahuan agak kurang dalam soal pemerintahan, UU/hukum, maupun politik, pendidikan formal.  Seluruh hidupnya hanya pindah dari satu jabatan ke jabatan lainnya dalam ketentaraan.  Dia belum pernah terpilih dalam pemilihan sebelumnya.

Walaupun presiden-presiden terdahulu telah terkenal dalam jabatan ketentaraannya, tak ada seorang pun di antara anggota tentara teratur yang membuat karier seperti yang dilakukan oleh Tylor.  Bertugas sebagai Letnan Satu dalam Infantri tahun 1808, dia ikut hampir dalam setiap peperangan dan pertempurankecil-kecilan selama 40 tahun berikutnya.  Sebagai Kapten dalam Perang 1812 dan memperlihatkan dirinya sebagai pemimpin yang dingin dan berani.  Dia memperoleh penghargaan dalam peperangan dengan Black Hawk dan Seminoles dalam tahun-tahun belakangan.  Tetapi keberhasilannya yang dramatis dalam memimpin pasukan Amerika melawan pasukan Mexiko tahun 1846 – 1847, telah memikat hati rakyat Amerika dan mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional.  Dia mengalahkan tentara Mexiko dalam pertempuran demi pertempuran, di PaloAlto, Reseca de la Parma dan Monterrey.  Kemudin tanggal 22 Pebuari 1847 dia memperoleh kemenangan terbesar di Buina Vista ketika pasukannya menghancurkan pasukan besar musuhnya di bawah pimpinan Jendral Santa Ana.

Di Gedung Putih, Taylor memandang pekerjaannya sebagai jabatan sipil di tangan seorang komandan tentara.  Tanpa pernah diajar dalam politik, dia berusaha tetap tidak memihak, membiarkan pembuatan undang-undang dalam tangan Kongres, dan dia melaksanakan UU-nya sendiri.  Tetapi memimpin Pemerintahan ternyata lebih sulit.  Lama sebelumnya dia telah dikacaukan dalam persoalan yang menghantui negerinya, yaitu soal perbudakan.  Walaupun tak terlatih dalam politik dia adalah seorang pemimpin yang tegas dan teguh hati.  Ketika anggota-anggota Kongres daerah Selatan mengancam pengacauan terhadap pemasukan daerah Kalifornia menjadi Negara Bagian merdeka, Taylor yang juga memiliki budak-budak, Taylor yang juga memiliki budak-budak, dia memperingatkan bahwa dia akan mengerahkan tentar melawan mereka dan menggantung siapa pun yang melawan sebagai pengkhianat.  Akhirnya pahlawan Perang Mexiko, yang meninggal secara tiba-tiba dalam bulan Juli 1850, membuktikan bahwa, walaupun kurang kecakapannya, tetapi dia mempunyai keberanian memperlihatkan pendiriannya terhadap issu-issu yang dihadapi negerinya.  Tak ada pengganti yang menyamainya kecuali setelah Lincoln muncul memperlihatkan keberanian yang demikian itu.

Selama pemerintahan Presiden Zachary Taylor penduduk Amerika Serikat tahun 1849 berjumlah 22,630,654 dan pada tahun 1850 bertambah menjadi 23,260,638.      

  
Pustaka:
Vincent Wilson Jr. 1982. “The Book Of The Presidents”
“Presiden-Presiden Amerika Serikat”
Alih Bahasa oleh Drs. Abdullah Amry
Penerbit Mutiara Jakarta – Cetakan kedua 1982

Sabtu, 28 Febuari 2015 – 08:40 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar