Kamis, 12 September 2013

RPP SENI BUDAYA / SENI MUSIK KD 1.2. KELAS XI IPA, IPS SEMESTER 1


I.  NAMA SEKOLAH     :   SMA Negeri 42
    MATA PELAJARAN  :   Seni Budaya / Seni Musik
    KELAS / SEMESTER  :   XI / I (Ganjil)
    PROGRAM                 :   IPA, IPS
    JUMLAH PERTEMUAN :  3 x TM ( 3 x 2 x 45’=270 menit )

II. STANDAR KOMPETENSI : 
1. Mengapresiasi Karya Seni Musik
2. Mengekspresikan Diri Melalui Karya Seni Musik

III. KOMPETENSI DASAR : 
1.2. Mengungkapkanpengalaman musikal dari hasilpengamatan terhadap
pertunjukan musik tradisional daerah setempat

IV. INDIKATOR PENCAPAIAN :

Indikator Pencapaian Kompetensi
Pendidikan Karakter Bangsa
Siswa memiliki kemampuan untuk :
• Menjelaskan fungsi musik, nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisi
• Mendeskripsikan unsur estetika dan etika musik
• Mengapresiasi karya musik tradisi Nusantara
Menumbuhkembangkan sikap apresiatif, kreatif, inovatif, dan komunikatif serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa sebagaimana yang terdapat dalam butir-butir ”PANCASILA”

V.  TUJUAN PEMBELAJARAN :

      Setelah melalui proses pembelajaran siswa dapat:
        Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisi
        Mendeskripsikan unsur estetika dan etika musik
        Mengapresiasi karya musik tradisi Nusantara

VI.  MATERI AJAR :

      • Nilai-nilai musik tradisi
      • Estetika dan etika musik
   Apresiasi karya musik tradisi Nusantara

VII. ALOKASI WAKTU :
        3 x 2 x 45’ = 270 menit

VIII. METODE PEMBELAJARAN :

Strategi pembelajaran disampaikan secara kolaboratif dengan menerapkan model pembelajaranPAKEM, Demonstrasi, Ceramah, dan Kontekstual Teaching.

IX.   KEGIATAN PEMBELAJARAN :

T a t a p  M u k a  k e : 4, 5, 6
A.     PENDAHULUAN  (10 menit)

1.     Apersepsi. 

Dalam rangka pendidikan karakter bangsa, setelah mengucap salam, dan mengabsen  siswa, langkah awal pembelajaran adalah:

   Secara serempak siswa mengucapkan ”Visi” SMA Negeri 42
   Menyanyikan lagu “Gapailah Cita-Citamu”
   Menulis di papan tulis garis besar materi pembelajaran yang akan disampaikan  kepadasiswa, yaitu: Fungsi musik, nilai-nilai yang terkandung dalam  musik tradisi



Visi SMA Negeri 42 Jakarta:

Unggul dalam prestasi yang berwawasan IPTEK, IMTAQ, dan lingkungan
serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa

“Gapailah Cita-Citamu”
Ciptaan Drs. Slamet Priyadi

Yok, yok hayo pelajar giatlah belajar
Tuntutlah ilmu gapai cita-cita
‘Tuk bekal di masa depan

Yok, yok hayo pelajar semangatlah belajar
Kewajibanmu sebagai pelajar
Adalah belajar

Reff:

Terbanglah tinggi memetik bintang
Belajar keras raih prestasi
Kepakkan sayapmu seluas dunia
Menggapai cita-cita mulia
Bulatkan tekadmu tegarkan sikapmu
Dalam menggapai cita-cita ... 3 x


B.  I N T I  (70 menit)
2.   Eksplorasi
Dalam proses pembelajaran ini, pendekatan yang saya gunakan adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan peragaan dengan dibantu media laptop (power point). Suasana  pembelajaran dikondisikan dalam suasana yang akrab, interaktif, dan menyenangkan sebagaimana acuan dalam pembelajaran model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif, dan menyenangkan).

            M a t e r i  P e m b e l a j a r a n :

a.   Nilai-Nilai Musik Tradisi, Unsur Estetis dan Etika musik

1)      Unsur Nilai Estetis dalam Musik
Nilai estetika musik tradisi Nusantarabanyak dipengaruhinilai-nilaikonsep estetikabudaya mistis.  Misalnya upacara adat istiadat, tari-tarian sakral. Dalam budaya mistis, ada hal-hal yang menjadi perhatian utama dalam setiap proses penciptaan karya seni budaya, bagi individu atau sekelompok  masyarakat daerah setempat. Karya-karya yang mereka hasilkan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keindahan seperti berikut ini:

   sistem tata nilai upacara atau ibadah yang dilakukan,
   dasar mitologi yang dipercayai sebagai kisah asal-usul semesta,
   tatanan kepercayaan masyarakat,
♪etika agama yang lazim disebut hukum adat,
♪sistem mistik yang menyatukan diri dengan alam gaib.

Seiring waktu, konsep nilai estetika seni musik tradisi di era sekarang ini,selain banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya masyarakat setempat, juga dipengaruhi oleh konsep budaya ontologis yang datangnya dari barat setelah masa Renaisans abad ke-15 dan ke-16. Budaya ontologis adalah suatu konsep pemikiran modern yang bersifat formal, resmi, dan teratur. Dalam arti segala sesuatunya memiliki aturan yang jelas, dan logis sehingga setiap orang memiliki pemikiran yang sama. Misalnya, terjadinya siang dan malam oleh karena adanya perputaran bumi mengedari matahari; atau terjadinya gerhana terjadi karena posisi matahari, bumi, dan  bulan berada dalam satu garis lurus. Konsep pemikiran seperti ini oleh Van Peursen disebut budaya ontologis.  Konsep budaya ontologis terlihat jelas pada musik klasik. Keberadaan pakem dan aturan yang jelas, dan standar nampak pada partitur karya-karya musik klasik. Di sana nampak dengan jelas, tempo dan dinamika lagu yang harus dimainkan. Bagian kalimat lagu mana saja yang harus mengalun, dengan hentakan-hentakan, lembut, keras, dan lain sebagainya.Bentuk musik dengan konsep budaya ontologis di Indonesia terdapat pada musik tradisi di era sekarang dengan olahan-olahan musik yang semakin modern, dan pada lagu-lagu pop yang banyak dinyanyikan oleh para penyanyi seperti, Titi DJ, Ruth Sahanaya, Kris Dayanti, dan konser musik pimpinan Erwin Gutawa.

Mengacu pada konteks tersebut, kesenian bagi masyarakat bukan sekedar estetika semata, melainkan juga persoalan penyatuan diri dengan alam yang bersifat religius. Dengan demikian seni tradisi yang mencakup juga seni musik tradisional, mempunyai nilai dan karakteristik tesendiri. Kita akui masih banyak karya seni tradisional yang telah bergeser fungsi dan perannya akibat perubahan nilai-nilai masyarakatnya. Meskipun demikian struktur bentuknya umumnya masih belum berubah. Konsep penciptaan karya-karya musik tradisional maupun semi tradisional masih mengikuti pola-pola lama bersifat mistis, religius.

Berdasar uraian di atas, nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisi lebih mengutamakan  hal-hal sebagai berikut:

  Nilai-nilai budaya daerah setempat
Bersifat lokal. Dalam arti tidak bersifat Nasional atau universal. Nilai-nilai budaya hanya berlaku di daerah tersebut. Contoh pada musik tradisi Manggarai, gendang dan gong dimainkan hanya pada saat upacara pesta panen (acara Penti).

  Nilai-nilai yang bersifat  sakral atau spritual
Sebagaimana dalam upacara adat, acara syukuran, perkawinan, upacara kematian. Contoh, musik vokal Kagombe pada masyarakat Sulawesi Tenggara didendangkan untuk penyembuhan penyakit seseorang yang terkena penyakit cacar.

  Nilai etika yang mengandung pesan moral
Pesan moral yang disampaikan lewat musik bertujuan agar masyarakatnya tidak melakukan hal-hal buruk, berbuat jahat yang bisa mendatangkan celaka dan musibah bagi semuanya. Menghormati orang tua dan para sesepuh di daerahnya.

  Nilai estetis
Diperuntukkan bagi masyarakat sebagai media hiburan agar mereka mendapat kesenangan dan hiburan.

  Nilai Komersial
Musik tradisi selain bersifat hiburan juga memiliki nilai komersial. Contoh, mereka menerima panggilan untuk mengisi acara pesta perkawinan salah satu warga di kampungnya dengan menerima sejumlah bayaran.

  Mempertahankan nilai-nilai budaya setempat
Musik tradisi juga menjadi benteng utama untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, pakem lama yang yang adi luhung. Sebagai contoh, musik gamelan sebagai pengiring tari pada masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali dll yang menjadi ciri utama budaya Jawa. Musik Sasando merupakan musik khas yang menjadi ciri dan identitas masyarakat Rote, di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mengacu pada pikiran Yunani Kuno yang membagi tiga idealisme kehidupan yaitu;  Kebaikan (the good), kebenaran (the true), dan keindahan (the beautiful). Kebaikan berkait dengan etika (ethic), kebenaran berkait dengan pengetahuan (science), dan keindahan berkait erat dengan estetika (esthetics). Dari ketiga pandangan tersebut, nampak bahwa unsur etika dan estetika di dalam musik menjadi hal yangsangat mendasar dan penting bagi kehidupan manusia. Unsur etika dan estetika merupakan roh, jiwa yang menjadi penggerak manusia untuk berkarya yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Kajian estetika menyangkut keindahan, apresiasi terhadap alam, seni, dan sastra. Menyangkut pula masalah penilaian terhadap keindahan itu sendiri. Dengan demikian, unsur estetika dalam musik pada intinya adalah  keindahan, apresiasi keindahan, dan evaluasi terhadap keindahan.

Keindahan atau estetika musik berdasar konsep perasaan kesenangan pribadi, dan bersifat individual atau bisa juga bersifat kolektif. Artinya, ciri-ciri estetika dalam musik adalah sesuatu yang bisa memberikan dan menimbulkan sensasi-sensasi yang menyenangkan, dan ketenangan emosional bagi seseorang setelah tertekan dengan berbagai macam rutinitas kehidupan kerja sehari-hari.

Unsur-unsur musik yang bisa mendatangkan perasaan estetis pada setiap penikmat musik adalah sebagai berikut:

Unsur melodi
   Dengan rangkaian melodi yang bagus akan terdengar indah bagi penikmat musik. Contoh, untuk suasana hikmat, susunan melodi musiknya cenderung lambat, bernada panjang, dan mendayu-dayu.
Unsur ritme yang mengatur melodi
   Ritme  pengatur melodi yang disusun sedemikian rupa bisa menciptakan harmonisasi melodi yang indah dan enak didengar. Contoh, dalam tarian cokek dengan irama gambang kromong, tari Jaipong dengan gamelan Sunda, dan lain-lain.

2)      Unsur Nilai Etika dalam Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata etika berkait erat dengan pandangan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta hak dan kewajiban moral manusia. Etika dalam musik menyangkut sisi baik musik itu sendiri dan kewajiban moral baik sang kreator musik maupun apresiatornya. Pernyataan ini sejalan dengan apa yang dinyatakan seorang pemikir Yunani Kuno, Plato, “Sesuatu akan bernilai baik secara etis apabila dapat memberikan kebaikan bagi manusia”(Matius Ali, Seni Musik SMA 2, hal.33). Oleh karena itu dalam pandangan Plato, musik seharusnya bisa membawa atau menularkan kebaikan bagi pendengarnya. Dengan demikian, musik menjadi berarti bagi manusia.

Tak berbeda jauh dengan apa yang dikemukan Plato mengenai etika dalam musik adalah seorang Penyair Rusia, Leo Tolstoy yang berpendapat bahwa, “Musik yang baik adalah musik yang komunikatif dan dapat membawa kebaikan bagi pendengarnya”. (ibid, hal.33)
Begitu juga dalam pandangan masyarakat Timur seperti, India, Cina, Tibet, musik yang bagus adalah musik yang mampu menyentuh hati pendengarnya. Ini artinya, ada pesan moral dalam musik yang ditularkan kepada para pendengarnya. Sebagai contoh, setelah kita menikmati konser  musik dengan lagu-lagu yang bersifat religius,hati  kita akan lebih terasa sejuk dan merasa tenang. Membawa atau menularkan secara magis kebaikan dan pesan moral bagi manusia merupakan sisi etika dalam musik.

Etika Musik telah memberikan partisipasi yang besar dalam meningkatkan nilai etis  manusia. Nilai-nilai etis musik tersebut antara lain:

  Musik menjadi penghibur dan sarana relaksasi ketika manusia merasa jenuh dengan rutinitas kesehariannya. Don Campbell dalam buku The Roar of Silence, Healing Powers of Breath, Tone & Music, mengatakan bahwa jika kita bersenandung atau bernyanyi dalam waktu yang cukup lama, kita dapat merangsang otak tengah (limbic system)untuk mengurangi stres dan memberikan rasa sehat atau sejahtera.

   Musik membantu penyembuhan seseorang. Sejak Perang Dunia II, di Eropa dan Amerika Serikat telah berkembang music therapy untuk membantu orang-orang yang menjadi korban perang atau kekerasan lainnya. Saat kini music therapist banyak dimanfaatkan untuk membantu para penyandang cacat fisik dan mental. Selain itu, mereka juga banyak membantu para pasien yang mengalami kesulitan berbicara, penderita autisme. Para pasien itu dibantu untuk mengekspresikan diri mereka secara efektif dengan menggunakan media bunyi-bunyi musik.

   Musik dapat memperhalus watak dan meningkatkan kecerdasan otak. Berdasarkan penelitian Dr. Roger W. Sperry terhadap otak kiri dan kanan manusia, beberapa ahli merancang musik yang dapat meningkatkan kecerdasan seseorang. Konsep utamanya adalah bagaimana merangsang keseimbangan otak kiri dan otak kanan manusia. Keseimbangan kedua bagian otak itu akan mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Musik dipakai sebagai penyeimbang otak kiri manusia. Dengan keseimbangan tersebut, kecerdasan atau inteligensi (IQ) seseorang akan meningkat. Terapi kecerdasan ini sangat efektif dilakukan pada usia dini saat volume otak seseorang masih mengalami perkembangan. Oleh sebab itu, saat ini terdapat banyak CD dan kaset yang sengaja dibuat untuk diperdengarkan kepada bayi atau ibu hamil.

Unsur-unsur etika musik lainnya juga terkait dengan cara memaksimalkan penampilan diri seseorang musisi di atas panggung pertunjukan. Contoh, dengan kostum serta sikap yang penuh percaya diri dan tenang, seseorang musisi akan dapat mempengaruhi penonton memberi sugesti positif, atau menularkan ketenangannya, kewibawaannya pada semua penonton. Pada akhir pertunjukan, jika penonton meminta lagu tambahan (encore), biasanya sang artis menambah satu atau dua buah lagu lagi untuk memuaskan para penonton.

Dalam pandangan lain, etika musik berkaitan dengan hal yang baik dan hal yang buruk. Dalam hal ini, etika berhubungan dengan perilaku insan musik seperti pencipta lagu dan penikmat musik. Sebagai contoh, tidak baik jika seorang musisimenciptakan lagu dengan cara menjiplak karya orang lain. Selain itu, bagi penikmat musik contoh perilaku buruk adalah dengan membeli kaset, video, atau CD bajakan yang sekarang ini banyak beredar di masyarakat.

b.    Apresiasi Karya Musik Tradisi Nusantara

♪.  Ciri-ciri Musik Tradisi:
1)   Karakteristik Instrumen dan Bentuk Lagu Musik Tradisi
Karakteristik musik tradisi tidak lepas dari budaya mistis yang melekat padanya.Meskipun demikian, kita mencoba untuk merumuskan karakteristik musik tradisi yang berkembang di zaman modern sekarang ini. Karakteristik musik tradisi dapat dirumuskan sebagai berikut:

2)   Menggunakan tangga nada pentatonis
Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang mempunyai lima buah nada dengan   setiap nada masing-masing memiliki prekuensi suara yang berbeda pada setiap jenis instrumen musik tradisi. Pada musik tradisi tidak memiliki standar nada (tuning) yang tepat seperti pada nada-nada yang digunakan pada tangga nada diatonis barat yang memiliki patokan frekuensi tertentu. Penyelaran nada-nadanya hanya mengandalkan perasaan (feeling). Dan apabila diukur frekuensinya akan nampak berbeda seperti pada musik gamelan.

3)   Memiliki Ekspresi dan Cengkok khusus
Ekspresi merupakan bentuk ungkapan kreatifitas. Dalam musik tradisi nampak dalam musik vokal (seni suara). Setiap seni suara musik tradisi mempunyai ekspresi atau ”cengkok” yang berbeda. Sebagai contoh, pada musik tradisi Jawa Tengah memiliki perbedaan dengan musik tradisi Jawa Barat (Sunda). Jika kita mendengar tembang Jawa sedang dinyanyikan kita akan segera tahu bahwa yang sedang dinyanyikan itu adalah cengkok tembang dari daerah Jawa Tengah, dan dapat membedakannya dengan tembang Sunda. Berikut adalah salah satu penggalan notasi lagu tembang Jawa, ”Yen Ing Tawang Ono Lintang”.

Contoh:
                     3                   3 
                 ____    __    ______            _____
        0    3  4  5  3  2  1  3  1  7    5  5  4  3  4  . 
      Yen ing tawang  ana lintang cah  ayu

Cengkok lagu Jawa dinamakan ”luk” dan ”gregel”. Luk dapat ditulis dengan notasi, sedang gregel tidak dapat ditulis karena merupakan improvisasi pesinden. Luk dapat dibedakan empat macam, yaitu:
a)   Luk ’nduduk (bisa ditulis dengan notasi gamelan)
                                 
2    3    5    6   6    1   1   2
Ro  lu  mo nem nem  ji    ji   ro
b)   Luk niba (dapat ditulis dengan notasi gamelan)
            
3   2   6   5   1   6   1   2
Mi re nem mo ji  nem ji   re
c)    Luk ’njuluk (dapat dituli dengan notasi gamelan)
1   1    6    6    5   2   1   3
Ji  ji nem nem mo ro ji lu
d)   Luk nyeklek (bisa ditulis dengan notasi gamelan)
       • •
1     3    5   3   5   6   5   6   1   6   1   2

4)   Nada Dasar Vokal Mengikuti Nada Dasar Musik
      Salah satu ciri musik tradisi nada dasarnya tidak bisa diubah-ubah, diturunkan ataupun dinaikkan. Penyanyinya harus mampu mengikuti nada dasar yang sudah tetap pada instrumen musik. Keadaan semacam inilah yang membuat penyanyi musik tradisi memiliki kemampuan olah vokal yang khusus untuk menentukan tinggi rendah nada suaranya.

5)   Memiliki Aturan Bentuk Lagu Tersendiri
Musik Tradisi Nusantara memiliki pola penyampaian tertentu yang dibentuk atas lirik-lirik lagu berpola pantun seperti pada lagu-lagu daerah Jakarta, sumatera barat, tembang klasik Jawa, Sunda, dan Bali. Pola seperti ini merupakan pengaruh dari budaya berbahasa, dan dipakai sebagai acuan dasar dalam mencipta karya seni musik untuk lirik lagunya. Berikut adalah salah satu contoh bagian lagu dari daerah Jawa Barat, “Cing Cangkeling” yang memiliki pola Pantun.

Cing Cangkeling
Do= C                                                                                                     Jawa Barat
2/4 Sedang
                            __.   .__.. __. __   __.        . __    __      __    __      __    __
5  6  1 |  1 1 2 1  |  5  5  61  1  .  5  5  6  3  |  3  3  2  3 │5  5  3  2 │ 1  .   
    Kleung deng dek  buah  ko – pi raranggeuyan . . Keun anu  dewek  ulah  pa – ti  diheure – yan  

  ♪.  Jenis-Jenis MusikTradisi dan Karakteristik Alat MusikTradisi
Indonesia memiliki beberapa musik tradisional daerah yang dapat diketahui sejarahnya.   Beberapa musik tradisional itu antara lain adalah Angklung, campur sari, kroncong, dan   lain-lain.

a. M u s i k  A n g k l u n g
Musik  Angklung  vadalah  salah  satu  musik  tradisional  Jawa Barat  yang  bahan  baku pembuatan  instrumen  musik  ini  adalah  terbuat  dari batang  pohon  bambu yang memang banyak terdapat hampir di seluruh daerah Jawa Barat. Adapun musik Angklung sendiri terbagi dalam   beberapa jenis:

1. Anklung Kanekes
Musikangklung  jenis  ini  berkembang  di  daerah  Kanekes (Baduy). Musik Angklung Kanekes dimainkan  pada saat upacara ritual menanam padi masyarakat Baduy dalam. Pada masyarakat Baduy luar musik  angklung Kanekes  selain  untuk  upacara  ritutual  juga dimainan sebagai hiburan pada saat terang bulan atau pada masa-masa tidak hujan.

1.    Angklung Dogdog Lojor
Asal kata nama musik Dogdog Lojor  dari salah satu nama instrumen yang dipakai dalam musik ini yaitu Dogdog.  Angklungnya  berjumlah  empat buah, yang  masing-masing nama anklung tersebut adalah gonggong,  panembal, kingking, dan inclok.  Gonggong merupakan  angklung yang paling besar. Kesenian  angklung  Dogdog   terdapat   pada  masyarakat  yang  ada  di  sekitar  Gunung Halimun perbatasan Sukabumi, bogor dan lebak.Pada awalnya angklung Dogdog dimainkan untuk upacara ritual. Seiring perkembangan zaman,angklung Dogdog juga dimainkan untuk meriahkan       pesta pernikahan, khitanan, dan pesta-pesta lainnya.

2.    Angklung Gubrak
Musik  Angklung  Gubrak  tumbuh  dan  berkembang di  kampung Cipining,  kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung Gubrak sudah berusia tua. Dimainkan dalam rangka menghormati dewi padi.  Menurut  mitos, Angklung Gubrak mulai ada ketika kampung Cipining terkena  musibah paceklik. Masih banyak jenis musik angklung  antara lain Angklung Badeng di daerah Garut, Angklung Bungko terdapat di desa Bungko, perbatasan antara Cirebon dan Indramayu.

Cara memainkan angklung
 Angklung digoyangkan dengan tangan kanan, dengan arah goyangan ke kiri dan ke kanan. Posisi angklung  tetap tegak  tidak miring.  Hal  ini dilakukan  agar  kualitas  suara angklung, tetap stabil, rata, dan nyaring. Pada saat angklung digoyangkan, sebaiknya  dilakukan  dengan  frekuensi  getaran  tinggi dan berulang cepat dan sering. Hal ini agar angklung bersuara lebih halus dan rata.

c.  Musik Gamelan
Musik Gamelan  merupakan  musik tradisional  daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan  Bali.  Musik  ini sering  digunakan  dalam  pertunjukan  tarian,  wayang, dan  juga dalam upacara adat Jawa.  Beberapa contoh lagu-lagu yang biasa dinyanyikan dalam musik gamelan adalah: Suwe Ora Jamu, Cublak-Cublak Suweng, Gambang Suling, Prahu Layar. Beberapa  instrumen  musik  gamelan  diantaranya  adalah:  Saron, Demung, Peking, Bonang, Kenong,  Kethuk  kempyang,  Gender,  Slenthem, kempul, Gong, Gambang, kendang, Suling, Siter, Rebab, dll. Musik gamelan Bali mirip dengan gamelan Jawa. Akan tetapi iramanya lebih dinamis dan ekspresif. Gamelan Bali lebih banyak    menggunakan instrumen berbilah daripada berpencu. Logamnya lebih tebal sehingga suaranya lebih nyaring. Menggunakan sejenis simbal yang disebut Ceng-ceng. Gamelan Bali lebih banyak dipakai untuk pengiring tarian. Lagu-lagu yang biasa dinyanyikan dalam gamelan Bali antara lain: Tari BaliMacepet Cepetan, dan  Cening Putri Ayu.

Dari masa ke masa, fungsi musik gamelan berkembang seiring maju dan berkembangnya teknologi. Pada awalnya fungsi musik gamelan adalah:
    Pengiring perang yang lebih dikenal dengan ’Mardangga”
    Pengiring upacara-upacara peringatan kenegaraan
    Pengiring upacara adat seperti pernikahan, khitanan, tujuhbulanan, dan lain-lain
    Pengiring seni pertunjukan sepertiwayang orang, wayang kullit, ludruk, ketoprak, dll.
    Pengiring seni tari tradisional.
Beberapa jenis musik gamelan yang dikenal sampai sekarang adalah: Klenengan (Solo), Uyon-uyon (Yogyakarta), Gending, gamelan Skaten, Gamelan perang, dan lain-lain.

d.      Musik Kolintang
                       Musik Kolintang  merupakan musik khask  daerah  Sulawesi Utara.  Bentuk  instrumennya hampir  sama  dengan  saron  yang  ada  dalam  gamelan, cuma  saja  kolintang  ini umumnya terbuat dari kayu dengan ukuran dan jenis yang berbeda. Kolintang merupakan kumpulan alat musik yang  membentuk  harmoni  lagu.  Ada  kolintang  pembawa  melodi lagu dengan bilah kayunya  berderet  seperti  tut piano. Ada  kolintang  pengisi akor dan kolintang pengisi ritme yang  semuanya  dimainkan  dengan  cara  dipukul.  Lagu-lagu  yang  biasa dimainkan pada musik kolintang di antaranya adalah  O Inani Keke, Anging Mamiri, dan Bindhe Biluhuta.

1.    K o n f i r m a s i

                  Apa yang dimaksud dengan musik tradisional ?
Musik tradisional atau  musik daerah  adalah  musik yang lahir, tumbuh dan        berkembang di daerah asal  tempat musik itu berada.

• Uraikan secara  jelas dan rincibudaya ontologis dan budaya mistis dalam konsep penciptaan karya seni musik tradisi!

• Sebutkan berikut penjelasannya ciri-ciri musik tradisi Nusantara!

  Apa saja musik tradisional daerah yang kamu ketahui ?
a. Musik angklung
                   b. Musik gamelan
                   c. Musik kolintang
                   d. Musik Gambang Kromong

A.   PENUTUP ( 10 MENIT )

Kesimpulan / Rangkuman
      Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah, dalam hal ini adalah  di  Indonesia.  Musik  ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Secara umum, musik tradisional memiliki ciri khas sebagai berikut:

♪Dipelajari secara lisan,
   Tidak memiliki notasi,
   Bersifat informal,
   Pemainnya tidak terspesialisasi,
   Merupakan bagian dari masyarakat.

X. EVALUASI HASIL BELAJAR
       Penilaian belajar dilakukan mencakup tiga aspek yaitu dan aspek kognitif, psikomotorik, afektif yang mencakup nilai pendidikan karakter bangsa :

A.   Aspek kognitif (Pengetahuan dan Pemahaman konsep) / Bentuk Soal  Essay

            S o a l  :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan  berikut ini dengan singkat dan jelas, berikan  pula contohnya!

1.      Apa yang menjadikan suatu jenis musik disebut musik tradisional?
2.      Fungsi musik tradisional mungkin saja bergeser dari fungsi alinya, jelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi?!
3.      Jelaskan dan berikan contohnya, musik angklung, gamelan, dan musik kolintang!
4.      Apa yang dimaksud dengan tangga nada pentatonis dan tangga nada diatonis dalam musik tradisional, berikan pula contohnya?!
5.      Dimanakah letak perbedaan dan persamaan budaya ontologis dan budaya mistis dalam musik, berikan contohnya?!

B . Aspek  Psikomotorik (Pengamatan kualitatif) / Bentuk soal Praktik :

S o a l :

Tulislah notasi angka lagu daerah Jawa Barat Cing Cangkeling berikut ke dalam notasi  balok   kemudian  nyanyikan lagu tersebut secara kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 8 orang, 4 wanita dan 4 orang  pria. Nyanyikan lagu tersebut  dengan   teknikvocal  yang benar dengan memperhatikan  unsur:  1. Harmoni, 2. Ekspresi, 3. Artikulasi, 4. Improvisasi, 5. Performance.

  Cing Cangkeling
Do= C                                                                                                     Jawa Barat
2/4 Sedang
             __ ..__.. __. __   __.        . __    __      __    __      __    __
5  6 1  |  1 1 2 1  |  5  5  61  1  .  5  5  6  3  |  3  3  2  3 │5  5  3  2 │ 1  .   
            Kleung deng dek  buah  kopi raranggeuyan Keun anu dewek ulah  pati  diheureyan  

             __ ..__.. __.__.    . __      __    __      __
5  6 1  |  1 1 2 1  |  561  1  .  5  6  3  |  3  3  2  3 │53  2 │ 1  .   
           Cing cangkeling manuk cingkleng cindeten   Plos ka kolong bapak satar buleneng

Selamat mengerjakan!

®REMIDIAL :

Tulislah notasi angka lagu”Aku Bangge SMA Negeri 42” berikut ke dalam notasi  balok   kemudian  nyanyikan lagu tersebut secara kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 8 orang, 4 wanita dan 4 rang pria. Nyanyikan lagu tersebut  dengan   teknikvocal  yang benar dengan memperhatikan  unsur:  1. Harmoni, 2. Eksprresi, 3. Artikulasi, 4. Improvisasi, 5. Performance.

           __   ___   __              __   ___   __             ___  ____              ___  ___  ___ •
1  1  1  5  5  1  2  3  |  5  5  6  5  4  3  2  1  |  2  2  2  6  6  2  3  4  |  5  5  6  5  5  6  7  1  |
                                                                            
                    Sungguh ane jadi bangge sekolah diempat duebersihsehat lingkungannye oke juga prestasinye
           __   ___   __              __   ___   __             __  __   __              ___  ____  
1  1  1  5  5  1  2  3  |  5  5  6  5  4  3  2  1  |  2  2  2  6  6  2  3  4  |  5  5  6  5  5  6  7  1  :
                                                                            
                   Sungguh ane jadi bangge  sekolah di empat due sungguh baik hati gurunye caem-caem tampilanye

®   PENGAYAAN :

®   Pada saat ini sering terjadi kerusuhan dalam sebuah pergelaran music. Berikanpendapatmu mengenai kondisi tersebut berkait dengan fungsi pergelaran musik!

®   Pendapat :
……………………………………………………………………………………………….......................................................................
……………………………………………………………………………………………….......................................................................
……………………………………………………………………………………………….......................................................................

C.   Aspek Afektif dan Penilaian Karakter Bangsa
Dalam rangka memupuk dan menumbuhkembangkan sikap apresiatif cinta tanah air dan menjunjung  tinggi nilai-nilai budaya bangsa, tugas yang diberikan kepada siswa adalah:

   mengadakan observasi kunjungan ke sangar-sanggar seni tradisi
          menyusun kliping gambar tokoh-tokoh, artikel seni tradisi Nusantara
Berikut adalah format tugas kunjungan observasi ke sanggar seni musik tradisi daerah setempat:

Format Kunjungan Observasi

I.    Asal Daerah
1.    Kota / Desa                       :  ...........................................................................................................    
       2.    Kabupaten                 :  ............................................................................................................
       3.    Provinsi                     :  ............................................................................................................

II.   Nama Musik Daerah      
       1.    Nama musik daerah   :  ...........................................................................................................
       2.    Pertunjukan musik ini berfungsi sebagai :  .................................................................................
              ..............................................................................................................................................
       3.    Dilaksanakan pada jam ............................ sampai dengan jam .................................................
       4.    Tempat pertunjukan di .............................................................................................................
       5.    Pemain musik :
                Berjumlah ................................ orang
                Pemain musiknya terdiri dari pria / wanita / pria saja / wanita saja.
                Setiap pemain musik memainkan satu / dua / tiga alat musik
                Pemain musik memakai pakaian  ......................................................................................
                Pemain musik memakai tata rias wajah ............................................................................
       6.    Penyanyi lagu daerah
                Penyanyinya berjumlah ....................................... orang
                Penyanyi pria berjumlah ...................................... orang
                Penyanyi wanita berjumlah .................................. orang
                Penyanyinya memakai pakaian .....................................
                Penyanyinya menyanyi sambil ...................................... ( duduk / berdiri / menari )

III. Alat Musik Daerah
1.    Alat Musiknya berjumlah ..............................................................................................................
                Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara .................. ( dipukul / digesek /ditiup )
                Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara .................. ( dipukul / digesek /ditiup )
                Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara .................. ( dipukul / digesek /ditiup )
                Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara ...................( dipukul / digesek /ditiup )
  •  Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara ...................( dipukul / digesek /ditiup ) terbuat dari bahan ................................................................................................................
  •  Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara ...................( dipukul / digesek /ditiup ) terbuat dari bahan ................................................................................................................
  •  Nama alat musik .....................dimainkan dengan cara .................. ( dipukul /digesek /ditiup ) terbuat dari bahan ................................................................................................................
    Nama alat musik ....................dimainkan dengan cara ...................( dipukul / digesek /ditiup ) terbuat dari bahan ................................................................................................................

IV.  Lagu Daerah
  Lagu daerah yang dinyanyikan berjudul ..............................................................................................
          Lagu yang dinyanyikan menggunakan bahasa .............................................................................
          Lagu daerah yang dinyanyikan dimainkan selama .......................................................................

V.   Apresiasi terhadap musik tradisional 
         Fungsi musik daerah ini .............................................................................................................
           ...............................................................................................................................................
           ...............................................................................................................................................

         Keunikan dari ertunjukan musik daerah ini adalah .......................................................................
          ............................................................................................................................................. ..
        Tanggapan saya terhadap musik tradisional ini .............................................................................
         .................................................................................................................................................
         .................................................................................................................................................
                                                                           ( Nama kota/desa setempat, tgl / bulan / tahun )
Catatan :
Dapat dilampirkan:
1.  Foto situasi pertunjukan musik daerah
2.  Foto alat musik yang digunakan beserta namanya
3.  Foto penari latar ( kalau ada )
4.  Foto penyanyi ( kalau ada )            

KRITERIA PENILAIAN

No:

Aspek Kognitif

Skor

 

Bentuk soal : E s s a y / U r a i a n


5


N

I
L
A
I

     Jumlah Nilai yang didapat

                                                  x 100
            Jumlah skor (5)

 

5

 

ASPEK  PSIKOMOTORIK

 

No


U n s u r  y a n g  d i n i l a i:

Skor
1
H a r m o n i

1

2
E k s p r e s i

1

3
A r t I k u l a s i

1

4
I m p r o v I s a i

1

5
P e r f o r m a n c e

1

N

I
L
A
I

Jumlah Nilai yang didapat

                                                      x 100
            Jumlah skor (5)

5

No:

Aspek Afektif dan Nilai Karakter Bangsa

Skor

 

Tugas mandiri tidak terstruktur:

Membuat laporan tertulis hasil kunjungan observasi ke sanggar music tradisi daerah Jakarta.
Aspek yang dinilai:
• Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas membuat power point
• Keserasian antara judul dan isi tulisan dalam power point yang dibuat

 





2

3

N

I
L
A
I

     Jumlah Nilai yang didapat

                                                      x 100
            Jumlah skor (50)

 

 

5

 XI.  SUMBER BELAJAR

  M.Soeharto.2000,Belajar Notasi Balog,Jakarta:Gramedia Pustaka.
    Matius Ali.2006, Seni Musik SMA 2. Jakarta: Erlangga. Halaman 15 - 33
    Hartaris Andiyaningtyas.2006,Seni Musik SMA. Jakarta: Erlangga.
    Modul Seni Musik untuk SMA/ Tim MGMP DKI/ Halaman 23 - 45
    William G., ST & Drg. Lay K. Yanti. 2007, Kumpulan Lagu-Lagu Daerah. Jakarta: Kawan Pustka.   Halaman 1 – 9 


  MENGETAHUI                                                               JAKARTA, 15 JULI 2013
  KEPALA SMA Negeri 42                                                GURU MATA PELAJARAN


  Drs. H. Luthfi, MM                                                          Drs Slamet Priyadi
  Nip. 195904141990091001                                                Nip. 195712091987031006      


1 komentar: