PENERAPAN
METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBACA NOTASI ANGKA SISWA
SLAMET PRIYADI*)
ABSTRAK
Masalah keterampilan membaca notasi musik terutama notasi
angka adalah yang menjadi permasalahan utama terhadap pembelajaran seni musik
di SMA Negeri 42. Keterampilan siswa kelas X 4 dalam membaca notasi musik
terutama notasi angka masih sangat rendah. Ini penulis ketahui setelah
melakukan pretes sebelum penelitian tindakan kelas, hanya 8 siswa atau 20 %
saja yang mampu membaca dan menulis notasi angka dari jumlah siswa seluruhnya
sebanyak 40 orang. Kesulitan siswa dalam membaca notasi angka terutama pada
tingkat pemahaman bentuk dan nilai not, bunyi nada yang digunakan dalam notasi
angka seperti bunyi nada do-re-mi-fa-sol-la-si, membaca dengan ketukan birama
not 1/4, 1/2, 1/3, 3/4, dll. Mengacu pada permasalahan tersebut, dalam pembelajaran
seni music penulis menerapkan metode demonstrasi. Oleh karena metode
demonstrasi penyajiannya lebih mengutamakan peragaan dan praktik yang memang
tepat untuk pelajaran seni music. Dengan menerapkan metode demonstrasi dalam
proses pembelajaran seni musik, secara realitas, terbukti dapat meningkatkan
keterampilan membaca notasi angka siswa kelas X 4. Sejalan dengan itu,
aktifitas dan kualitas belajar siswa juga turut meningkat. Hal ini berdasarkan data yang penulis
peroleh dari sebaran angket, lembar pengamatan, jurnal harian, dan evaluasi
melalui pretes dan postes yang penulis lakukan. Diperoleh peningkatan cukup
signifikan, yaitu tingkat keaktifan
siswa di siklus I
sebanyak 22 siswa atau 55,00 % saja, tetapi di Siklus
II meningkat menjadi 37 siswa atau meningkat menjadi 92,50 %. Sementara
peningkatan hasil belajar Siklus I nilai rata-rata 73,33 dan di Siklus II meningkat menjadi 81,20. Artinya peningkatan
aktifitas belajar dan hasil belajar sudah melewati target KKM yang telah
ditetapkan yaitu 75,00.
Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Keterampilan Membaca,
Notasi Angka
PENDAHULUAN
Permasalahan keterampilan siswa dalam membaca notasi musik terutama notasi angka adalah
menjadi tantangan dalam pembelajaran seni musik di SMA Negeri 42 Jakarta.
Keterampilan siswa terutama siswa kelas X 4 dalam membaca notasi angka masih
sangat rendah. Ini penulis ketahui setelah melakukan pretes sebelum penelitian
tindakan kelas pada kegiatan belajar mengajar Senin, 27 Febuari 2012. Hanya 8
siswa atau 20 % saja yang mampu membaca dan menulis notasi angka dari jumlah
siswa sebanyak 40 orang. Kesulitan siswa
dalam membaca notasi angka terutama pada tingkat pemahaman bentuk dan nilai
not, bunyi nada yang digunakan dalam notasi angka seperti bunyi nada
do–re–mi–fa– sol–la–si–do, bagaimana membaca dengan ketukan birama not 1/4,
1/2, 1/8, dan lain-lain. Berdasarkan
masalah tersebut penulis menyimpulkan, siswa kelas X 4 masih belum memahami dan
belum mengerti sepenuhnya dengan apa yang disajikan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran seni
musik. Mengacu
pada permasalahan tersebut di atas, maka penulis akan menerapkan metode
demonstrasi dalam proses kegiatan pembelajaran seni musik. Dengan harapan penerapan metode demonstrasi menjadi salah
satu solusi yang dapat meningkatkan keterampilan membaca notasi angka siswa
kelas X 4. Oleh karena metode demonstrasi merupakan suatu metode pembelajaran
yang penyajiannya lebih mengutamakan peragaan dan praktik dengan
latihan-latihan yang terus menenerus secara berkelanjutan. Lain daripada itu
dalam metode demonstrasi, juga ditunjukkan tentang suatu proses penyampaian
materi pembelajaran secara faktual baik dalam bentuk sebenarnya atau tiruan. Bahan
Ajar Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru ( 2009 : 24 ). Jelasnya,
dengan peragaan, latihan dan praktik yang dilakukan baik oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran notasi music maupun oleh siswa dalam proses
pembelajaran akan berpengaruh besar dalam meningkatkan keterampilan membaca
notasi angka siswa kelas X 4 SMA Negeri 42 Jakarta. Oleh karena itu penulis
merumuskan masalah peneletian sebagai berikut, “Apakah penerapan metode demonstrasi
dapat meningkatkan keterampilan membaca notasi angka siswa kelas X 4 SMA Negeri
42 Jakarta pada kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas tahun
pelajaran 2011 / 2012?”
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan belajar seni music di SMA
pertama-tama adalah agar siswa mampu membaca suatu karya musik tertulis. Tujuan
selanjutnya adalah agar siswa akrab, terbiasa, dan lebih familiar dengan bahasa
music, terampil membaca notasi serta
menuliskan gagasan musiknya melalui notasi musik yang ditulisnya. Dengan
demikian siswa memiliki kemampuan mendokumentasikan karya-karyanya itu secara
literer, dalam bentuk notasi dengan tepat dan lebih mudah. Tim Seni Musik SMA (1999: 78).
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah “Untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Notasi Angka Siswa Kelas X 4
Melalui Penerapan Metode Demonstrasi
Pada Pembelajaran Seni Musik Di SMA Negeri 42 Jakarta Tahun Pelajaran
2011/2012.
Manfaat
Penelitian.
Adapun manfaat teoritis yang bisa diperoleh dari
penelitian ini adalah; Memperoleh
pengetahuan tentang metode demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan
membaca notasi music, memiliki pengetahuan tentang metode demonstrasi sebagai
dasar untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya. Sedangkan manfaat praktis bagi siswa adalah;
Meningkatkan keterampilan siswa dalam hal membaca notasi angka, bermain musik
baik musik vocal maupun instrumental. Pendek kata, dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran seni
music, siswa lebih tertarik, dan lebih cepat menangkap, materi pelajaran karena
siswa langsung bisa melihat peragaan yang ditampilkan guru, serta dapat mempraktikkannya
secara langsung. Hal ini sebagaimana dinyatakan Ella Sulhah Saidah, Sri Gianti, dan Purnama Syaifurrahman dalam “Bahan Ajar Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru” halaman 24, “metode
demonstrasi adalah metode pembelajaran yang penyajiannya lebih mengutamakan
peragaan dan praktik dengan latihan-latihan yang terus menerus secara berkelanjutan.
Berkait dengan penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan dalam proses
pembelajaran seni musik di kelas X 4 SMA Negeri 42 melalui penerapan metode
demonstrasi, maka penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Merumuskan tujuan mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik, menentukan
garis besar langkah-langkah pelaksanaan praktik demonstrasi, melaksanakan
evaluasi dengan membuat soal tes untuk tagihan aspek afektif,dan
aspek psikomotorik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang penulis lakukan di SMA Negeri 42 Jakarta, pada bulan Maret
sampai dengan bulan Juni 2012 di kelas X 4
yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang, terdiri siswa laki-laki sebanyak
20 orang dan siswa wanita sebanyak 20 orang. Alasan penulis memilih sampel
kelas X 4 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada nilai praktik siswa dalam
keterampilan membaca notasi angka belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 75. Keterampilan siswa dalam membaca
notasi musik terutama notasi angka masih sangat rendah. Ini penulis ketahui
setelah melakukan pretes sebelum penelitian tindakan kelas pada hari Senin, 27
Febuari 2012. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus
I tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan pada minggu ke 2 bulan
Maret (Senin, 05 Maret 2012). Pertemuan 2 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 12
Maret 2012). Pertemuan ke 3 dilakukan pada minggu ke 4 (Senin 19 Maret
2012). Sedangkan siklus II pertemuan 1
dilakukan bulan Maret minggu ke 4 (Senin, 26 Maret 2012). Pertemuan ke 2
dilakukan bulan April pada minggu ke 1
(Senin, 02 April 2012), dan pertemuan 3 dilakukan pada minggu ke 3 (Senin, 09 April 2012). Pelaksanaan Penelitian
tindakan Kelas dilakukan dalam bentuk “Siklus”
terdiri dari empat komponen yaitu:
Tahap Perencanaan. Pada tahap ini menyiapkan Silabus, RPP, lembar angket dan kuisioner siswa yang
berupa: Format kegiatan observasi
yang diisi oleh penulis selaku
observer. Format jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui
respon siswa, sikap, minat dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.
Menyiapkan soal-soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan siklus II. Daftar hadir siswa,
daftar nilai pretes dan postes.
TahapTindakan. Melaksanakan
program pembelajaran tatap muka sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Melakukan pretes dengan
menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan RPP dengan memberikan
kuisioner, lembar angket kepada setiap
siswa. Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke
tiga pada siklus II.
Tahap Pengamatan.
Melakukan pengamatan sesuai dengan
format pengamatan yang telah disiapkan,dan mencatat hal-hal yang penting dalam
jurnal harian pada saat pembelajaran.
Tahap Refleksi. Melakukan evaluasi materi sajian pembelajaran dengan penggunaan metode
demonstrasi, melakukan tatap muka untuk
evaluasi belajar siklusI. Untuk memperbaiki tindakan ditahapan siklus berikutnya. Teknik pengumpulan
data diperoleh melalui observasi, catatan harian, angket kuisioner dan test hasil belajar.
Observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Jurnal harian. Ditulis untuk merekam semua kegiatan dalam proses pembelajaran yang tidak terekam pada lembar observasi, baik berupa perilaku khusus siswa maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan berikutnya.
Observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Jurnal harian. Ditulis untuk merekam semua kegiatan dalam proses pembelajaran yang tidak terekam pada lembar observasi, baik berupa perilaku khusus siswa maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan berikutnya.
Data
tes hasil belajar siklus I dan II
Diambil dari tes formatif setiap siklus yang diberikan setelah berakhirnya
siklus I maupun siklus II. Hal ini agar setiap berakhirnya siklus dapat
diketahui perkembangan siswa melalui pembelajaran di kelas oleh upaya guru
dalam meningkatkan keterampilan membaca notasi angka pada pelajaran seni musik
melalui penerapan metode demonstrasi.
Foto. Penelitian ini dilengkapi kegiatan foto
sebagai dokumen kegiatan siswa dan guru di kelas.
Analisis
Data. Diambil
dari pengamatan yang dilakukan penulis, juga dari siswa yang menjawab lembar
pertanyaan kuisioner. Data hasil belajar didapatkan setelah diadakan tes hasil
belajar berupa postes untuk memperlihatkan sampai sejauh mana peningkatan hasil
belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi.
Data
observasi. Data
observasi diambil melalui pengamatan penulis pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan
rumus : A / B x 100 % dengan
keterangan :
A = Frekuensi aktivitas yang teramati
B = Jumlah siswa / frekuensi semua aktivitas pada lembar
observasi.
Data angket. Data angket yang
disebarkan pada siswa dijawab dengan
mencheklis ”S” ”setuju” atau ”SS” sangat
setuju, “TS” tidak setuju dan “STS” sangat tidak setuju, bertujuan untuk melihat seberapa banyak dalam
satu kelas tersebut ada peningkatan minat belajar seni musik setelah menerapkan
metode demonstrasi.
Data
tes hasil belajar
Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari
hasil pretes dan postes masing-masing siklus dengan memberikan nilai skala 100,
adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran seni musik adalah
75, kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai sama atau lebih
dengan 75 ( KKM seni musik ). Banyaknya siswa yang
mendapat nilai ≥ 75 dihitung prosentasenya dengan menggunakan rumus :
Jumlah siswa mencapai KKM
________________________ X 100
Jumlah seluruh siswa
Jumlah seluruh siswa
Sementara skor
nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi
dengan jumlah siswa.
Data jurnal harian. Penulis selaku observer mendeskripsikan kejadian selama penelitian
berlangsung, baik pada siklus 1 maupun siklus II.
Instrumen
Penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat soal untuk pretes dan postes pada siklus I dan II, soal-soal
evaluasi setiap akhir pembelajaran.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
SIKLUS
I
Perencanaan.
Pada tahap perencanaan penulis melakukan
persiapan untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan langkah-langkah: Mengajukan surat izin keterangan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas di
SMA Negeri 42 Jakarta; Menyusun format lembar angket dan kuisioner siswa
berupa: Format kuisioner pendapat siswa tentang penyajian guru
dalam menyampaikan pembelajan; Format kegiatan
observasi yang diisi oleh
penulis berupa,
format jurnal
harian atau catatan
di lapangan untuk mengetahui respon,
pemahaman, keterampilan membaca notasi angka, sikap dan prilaku siswa di kelas.
Pelaksanaan
Pada pertemuan
tatap muka pertama hari Senin, 5 Maret 2012. Di awal pembelajaran selama 15 menit, penulis
menjelaskan secara garis besar pengertian tentang notasi musik secara umum.
Baik notasi angka, notasi huruf, dan notasi balok disertai dengan contoh gambar
dan peragaan membaca notasi musik secara vocal oleh guru dan siswa; Menjelaskan tentang bentuk not penuh, not setengah, not seperdelapan dalam
penulisan notasi angka. Peran titik
sebagai tanda oktaf rendah oktaf tinggi, peran titik sebagai
perpanjangan nada dengan demonstrasi secara langsung di depan siswa lalu diikuti
oleh siswa kelas X 4 semuanya. Seperti pada gambar berikut:
Contoh bentuk dan nilai not
No:
|
Bentuk Not
|
N a m a
|
Nilai
|
1
2
3
4
5
6
|
0 . .
.
3 . .
5 .
2
___ ___
5 1
. 3
___ ___
3 5 1 7
|
Not penuh
Not ¾
Not ½
Not ¼
Not 1/8
Not 1/16
|
4 ketuk
3 ketuk
2 ketuk
1 ketuk
½ ketuk
¼ ketuk
|
No:
|
Tanda Diam
|
N a m a
|
Nilai
|
1
2
3
4
5
6
|
0 0 0
0
0 0 0
0 0
0
____ ____
0 0 0 0
____ ____
0 0 0
0
|
Diam penuh
Diam ¾
Diam ½
Diam ¼
Diam 1/8
Diam 1/16
|
4 ketuk
3 ketuk
2 ketuk
1 ketuk
½ ketuk
¼ ketuk
|
Pada kegiatan
inti, penulis memberi tugas kepada siswa untuk membentuk 5 kelompok
vokal. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 8 orang baik laki-laki maupun
perempuan. Selanjutnya, tiap kelompok berlatih membaca notasi angka secara
solmisasi lalu berlatih bernyanyi dengan lirik lagu. Berikut adalah materi Praktik berlatih
membaca notasi angka dengan ketukan birama, solmisasi, dan lirik lagu
__ __
__ __ __ __
1 1 5
5 1 2
3 | 5
6 5 4
3 2 1 |
1
2 3 4
1 2 3 4
Dodosolsol
doremi sollasol fa mi
re do
Sungguh aku bangga skolah diempat dua
______
___ ___ ___ ___
___ .
2 2 2
6 6 2
3 4 |
5 6 5
5 6 7
1 |
1 2 3 4 1
2 3 4
Rere
la la
re mi fa sol la sol sol la si
do
Bersihsehat lingkungannya segudang
prestasinya
|
Pada akhir
kegiatan pembelajaran selama 15 menit penulis melakukan konfirmasi dengan memberikan lembar kuisioner angket siswa berisi
sepuluh item pernyatan yang berkait dengan
penyajian penulis dalam menyampaikan materi pembelajaran seni musik di
kelas. Hal ini penulis lakukan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan penulis dalam penyampaian materi pelajaran seni
musik. Dari pernyataan nomor 1. Pelajaran seni musik harus disajikan dalam
suasana pembelajaran yang aktif dan kreatif. Tetap tidak
mengalami perubahan. Diperoleh hasil 30 = 70,00 % siswa setuju dan 10 = 25,00 %
sangat setuju. Selanjutnya dari
pernyataan nomor 2. Penyajian guru dalam menyampaikan materi
pelajaran seni musik cukup menarik dan menyenangkan. Sebelumnya 10 siswa = 25,00 % setuju, meningkat menjadi 13
= 32,50 % setuju. 5
siswa = 12,50 % sangat setuju, meningkat menjadi 7
= 17,50 % setuju. Sedangkan
25
siswa = 62,50 % memilih tidak setuju turun menjadi 20
= 50,00 % Pada
pernyataan nomor 3. yang
berkait dengan alat
peraga, guru menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar,
keyboard yang sebelumnya diperoleh
15
= 32,50 % siswa setuju, meningkat menjadi 18 = 45,50 % setuju,
dan 5
= 12,50 % siswa sangat setuju, meningkat menjadi 8 = 20,00 % dan 20
= 50 % siswa sebelumnya menyatakan tidak setuju turun menjadi 14
= 35,00 % tidak setuju. Berikutnya pada pernyataan nomor 4. Penyampaian materi pembelajaran seni
musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna. Sebelumnya diperoleh
hasil, 10 = 25,00 % siswa memilih setuju, meningkat menjadi 15 = 37,50 %. dan 2 = 5,00 % siswa sangat
setuju, meningkat menjadi 5 = 12,50 %. Sedangkan 28
siswa = 60 % yang sebelumnya menyatakan tidak setuju turun menjadi 19
= 47,50 %. Selanjutnya pada pernyataan nomor terakhir, nomor 5. Tugas-tugas seni musik yang
diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Sebelumnya diperoleh 20 = 50 % siswa
setuju, turun menjadi 10 = 25,00 % siswa sangat
setuju, dan 10 = 25,00 siswa menyatakan tidak setuju meningkat
menjadi 15 = 35,50 %. Peningkatan nilai terjadi pula pada pretes praktik
membaca notasi angka Senin, 12 Maret 2012. Berikut adalah rentang peningkatan
jumlah respon sikap siswa dan pretes materi pembelajaran seni musik membaca
notasi angka sebelum siklus dan sesudah siklus.
Peningkatan Nilai
|
|
Sebelum Siklus
|
Sesudah Siklus
|
Score rata-rata
= 65,00
|
Score rata-rata
= 70,75
|
Pada
pertemuan tatap muka ke 2 Senin, 12 Maret 2012, penulis memperbaiki kelemahan
dan kekurangan penyajian proses pembelajaran seni musik yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi yang
lebih aktif, kreatif, dan inovatif dengan praktik bernyanyi maupun bermain
musik dengan membaca notasi lagunya. Diakhir pempembelajaran, penulis
memberikan kuisioner yang sama seperti di pertemuan ke 1. Dari pernyataan nomor 1. Pelajaran seni musik harus disajikan dalam
suasana pembelajaran yang aktif dan kreatif. Tetap tidak
mengalami perubahan. Diperoleh hasil 30 = 70,00 % siswa setuju dan 10 = 25,00 %
sangat setuju. Pada pernyataan nomor 2.
Penyajian guru dalam memperagakan dan mendemonstrasikan
materi pelajaran seni musik cukup menarik dan menyenangkan. Di siklus 1, 13 = 32,50 % setuju, meningkat satu poin menjadi 14
= 35,00 % setuju. Siswa yang menjawab sangat setuju tetap 7
= 17,50 % tidak mengalami peningkatan tetap 7 = 17,50 %. Sedangkan memilih tidak setuju turun dari 20
= 50,00 % menjadi 19
siswa = 47,50%. Pada pernyataan nomor 3.
yang berkait dengan
alat peraga, guru
menggunakan media pembelajaran seperti TIK, pianika, gitar, keyboard yang
sebelumnya diperoleh18
= 45,50 % siswa setuju,
meningkat menjadi 19 = 47,50 %, dan siswa sangat setuju, yang tadinya 7
= 17,50 % meningkat menjadi 8
= 20,00 % dan 20 = 50 % siswa sebelumnya
menyatakan tidak setuju turun menjadi 14 = 35,00 % Berikutnya pada
pernyataan nomor 4. Penyampaian materi
pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna. Di
siklus 1 maupun siklul 2 tetap tidak mengalami perubahan siswa memilih setuju, 15
= 37,50 %. Di siklus 2 tetap 15 = 37,50 %. dan 5
= 12,50 %. siswa sangat setuju, tetap 28 siswa = 60 %
dan yang menyatakan tidak setuju tetap 19 = 47,50 %. Selanjutnya pada pernyataan nomor terakhir, nomor 5. Tugas-tugas seni musik yang
diberikan guru terlalu sukar dan sulit dilaksanakan. Sebelumnya diperoleh 13 = 22,50 % siswa. Di siklus 2 meningkat menjadi 14
= 35,00 % dan 10
= 25,00 siswa yang menyatakan tidak setuju sebanyak 15
= 35,50 %. Turun 1 poin
menjadi 14 = 35,00 %. Dari data kuisioner tersebut di atas terjadi
peningkatan minat dan motivasi belajar pada diri siswa terhadap pelajaran seni
musik, oleh karena guru dalam menyajikan pembelajaran seni musik menggunakan
metode demonstrasi yang fokus aktifitas belajarnya pada peragaan, praktik dan berlatih secara
berulang-ulang sehingga siswa lebih cepat menerima materi pelajaran. Pada pertemuan tatap muka ke 3 siklus I yang
dilakukan Senin, 19 Maret 2012, di
awal kegiatan tatap muka, penulis melakukan apersepsi selama 15 menit dengan: Menulis di papan tulis notasi angka
lagu ”Ki Hajar Dewantara” kemudian
menyanyikannya secara bersama-sama. Pada kegiatan inti
melaksanakan postes praktik secara kelompok selama 75 menit. setiap kelompok 6
orang campuran laki-laki dan perempuan. Pada tes praktik ini setiap kelompok
hanya membaca notasi dan menyanyikannya secara solmisasi, tidak dengan
syairnya. Berikut adalah soalnya: Baca dan nyanyikanlah
notasi angka lagu Ki Hajar Dewantara, berikut dengan
teknik vocal yang benar dengan
memperhatikan unsur: 1.
Harmoni, 2. Eksprresi, 3. Artikulasi, 4. Improvisasi, 5. Performance.
Kriteria
Penilaian
Aspek Yang Dinilai
|
||
Elemen Seni Musik
|
Skor
|
|
1
2
3
4
5
|
Harmoni (keselarasan)
Ekspresi (penghayatan)
Artikulasi (pengucapan)
Improvisasi (variasi)
Pervormance (penampilan)
|
1
1
1
1
1
|
Jumlah Nilai
Nilai= X 100
Jumlah skor
|
5
|
Dari hasil postes diperoleh Tuntas 18 = 35,00 %,Tidak Tuntas 22 = 65,00 % dengan skor rata-rata 73,33. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I meskipun belum mencapai taeget KKM 75,00.
Rentang
Peningkatan Belajar Siklus I
Tatap
Muka 1
|
Tatap
Muka 2
|
Tatap
Muka 3
|
Tuntas 8= 20, 00 %
Tidak tuntas 32 = 80%
Score rata-rata 65,00
|
Tuntas 9= 22,50 %
Tidak tuntas 31= 77, 50 %
Score rata-rata 70,75
|
Tuntas 18= 35,00 %
Tidak Tuntas 22= 65,00 %
Score rata-rata 73,33
|
Pengamatan (Observasi)
Berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada siklus I di pertemuan pertama Senin, 5 Maret 2012 di
peroleh data 13 = 32,5 % siswa ikut berpartisipasi aktif berlatih membaca
notasi dan ketukan birama. Selanjutnya, berdasar pengamatan terhadap aktifitas siswa yang dilakukan pada
pertemuan ke 2 Senin, 12 Maret 2012 terjadi peningkatan sebanyak 7 siswa.
Sebelumnya sebanyak 13 siswa=32,5 % tambah 7 siswa sehingga menjadi 20 = 50%
siswa berpartisipasi aktif. Dengan demikian, siswa yang tidak aktif dalam
berlatih membaca notasi angka di kelompoknya hanya tersisa separuhnya
sebanyak 20 = 50 % siswa. Dengan demikian terjadi peningkatan aktifitas
belajar siswa di siklus I setelah menggunakan metode demonstrasi meningkat
menjadi 50,00 %. Demikian pula dengan nilai hasil belajar
siswa, terjadi peningkatan. Sebelumnya siswa tuntas sebanyak 8= 20%, tidak tuntas sebanyak 31 siswa = 77,50 %
dengan nilai rata-rata 65,00,-
Sesudah menggunakan metode demonstrasi meningkat sebanyak 9 = 22,50 % dan tidak
tuntas sebanyak 31 = 80 %
dengan nilai rata-rata 70,75 . di pertemuan ke 3 Senin, 19 Maret 2012 meningkat menjadi rata-rata nilai
siswa siswa
73,33. Berikut
adalah datanya sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Refleksi Mengacu pada hasil
observasi di siklus I yang masih banyak kelemahan dan perlu tindak lanjut
berupa perbaikan-perbaikan untuk siklus berikutnya, maka tindakan yang
dilakukan penulis adalah sebagai berikut : Berupaya melakukan peningkatan dan penyempurnaan metode pembelajaran dengan lebih banyak
praktik peragaan dan latihan-latihan membaca notasi lagu. Mengkolaborasi metode demonstrasi dengan
metode pembelajaran lainnya, seperti metode diskusi kelompok, dan lain-lain; Memotivasi siswa agar lebih aktif berdiskusi dalam kelompok, berlatih
menyanyikan dengan membaca notasi angka lagu-lagu yang akan digelar dalam
pertunjukan musik kelas.
SIKLUS
II
Perecanaan.
Setelah
refleksi di siklus I, siklus II
merupakan tindakan perbaikan siklus I.
Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan
pada siklus II adalah sebagai berikut: Memotivasi siswa
agar lebih aktif berdiskusi, kreatif, banyak berlatih vokal dengan membaca notasi lagu-lagu yang akan
ditampilkan; Memperbaiki strategi, pendekatan, dan model pembelajaran serta metode
demonstrasi dengan mengurangi penyajian materi yang verbalistik dengan memberikan
materi fokus pada membaca notasi lagu, dengan harmoni, ekspresi, dinamika,
melodi pokok lagu, dan lain-lain.
Pelaksanaan
Tindakan.
Aktifitas tindakan kelas yang dilakukan
pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan tatap muka. Setiap tatap
muka fokus penekanan penyampaian materi pembelajaran pada bagaimana agar
masing-masing siswa dalam kelompoknya, secara teknis teoritis mampu dan
terampil membaca notasi angka yang kemudian menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan
baik.
Pembahasan
Pada
pertemuan pertama yang dilakukan pada Senin, 26 Maret 2012 sama seperti pada
pelaksanaan siklus I, hanya di siklus II ini,
lebih diintensifkan lagi dengan berupaya memperbaiki kekurangan dan
kelemahan yang terdapat pada siklus I. Di awal pembelajaran penulis melakukan apersepsi berupa penjelasan tentang
pertunjukan musik disertai peragaan dan demonstrasi memainkan instrument dengan
harmonisasi suara sopran, alto, tenor dan bass. Selanjutnya, pada kegiatan
inti memberi tugas kepada setiap kelompok vocal untuk berlatih membaca notasi
angka secara solmisasi penggalan lagu-lagu yang akan ditampilkan dengan teknik
vocal yang benar sebagai persiapan pertunjukan musik kelas.Pada akhir pembelajaran penulis memberikan lembar angket pada seluruh siswa
kelas X 4 yang sama seperti yang dilakukan pada
pertemuan pertama di siklus I. Pada pertemuan kedua Senin, 2 April 2012, langkah awal pembelajaran,
sebagai penyegaran, dimulai dengan bernyanyi secara bersama-sama senam birama
4/4 diulang sebanyak sepuluh kali selama 10 menit. Tindakan ini adalah sebagai
latihan teknik pernapasan, agar memiliki pernapasan yang baik, Memiliki
artikulasi atau pengucapan kata-kata sehingga syair lagu dapat didengar dengan
baik dan jelas. Lain daripada itu gerak tangan dalam senam birama 4/4 ini juga
untuk melatih keterampilan sebagai seorang diregen dalam memimpin paduan suara
saat upacara tujuhbelasan, dan lain-lain.
Gerak Birama 4/4
1
3 4
2
Notasi:
__ __ __
__ __ __ __
__ __
1 1 5 5 1 2
3 | 5 6 5 4 3 2 1 | 2 2 6 6 2 3
__
__ __
4 | 5 6 5 5
6 7 1 ║
Langkah
selanjutnya pada kegiatan inti siswa secara kelompok berlatih membaca dan
menyanyikan notasi angka lagu ”Jayalah Negeriku Indonesia” baik secara solmisasi maupun menyanyikan liriknya. Pada kegiatan akhir
selama sepuluh menit kemba memberikan lembar kuisioner pada semua siswa kelas X
4 untuk diisi terkait dengan penyajian guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran seni musik dengan metode demonstrasi. Hasil yang diperoleh, pada pernyataan nomor 1. ” Pelajaran seni musik harus disajikan
dalam suasana pembelajaran yang aktif dan
kreatif ”, tetap tidak mengalami perubahan. Pada pernyataan nomor 2.
”Penyajian guru dalam memperagakan dan mendemonstrasikan materi pelajaran seni
musik cukup menarik dan menyenangkan” di pertemuan ke 1 Senin, 26 Maret 2012
siswa menjawab setuju 16, sangat setuju 8, berarti 24 = 60 % , menjawab
tidak setuju 16 = 40 %. Pada
pertemuan ke 2 Senin, 2 April 2012 mengalami peningkatan, siswa menjawab setuju
20, sangat setuju 10, ini artinya 30 = 75 % siswa menjawab setuju, dan
menjawab tidak setuju sebanyak 10 =25 %. Pada pernyataan nomor 3. ” Guru
menggunakan media pembelajaran seperti pianika, gitar, keyboard”,Pertemuan1
menjawab setuju 21, dan sangat
setuju 7 siswa atau 28 = 70 %
. Menjawab tidak setuju hanya 12 = 30
%. Pada pertemuan ke 2, siswa menjawab setuju dan setuju menjadi 25 + 5 = 30
= 75 %. Sedangkan menjawab tidak setuju 10 = 25 %. Untuk pernyataan nomor 4. ” Penyampaian
materi pembelajaran seni musik yang disampaikan guru jelas dan mudah dicerna”.
Di pertemuan ke 1 siswa menjawab setuju plus sangat setuju 17 + 12 = 29 = 72,50 % dan menjawab tidak setuju
11 = 27,50 %. Sedangkan di pertemuan ke 2 menjawab setuju plus sangat
setuju 20 + 12 = 32 = 80 % sedang
menjawab tidak setuju sebanyak 8 = 20
%. Untuk pernyataan nomor 5. ”
Tugas-tugas seni musik yang diberikan guru terlalu sukar dan sulit
dilaksanakan”. Pada pertemuan awal, siswa menjawab setuju plus sangat
setuju 10 + 8 = 18 = 45 % dan
siswa menjawab tidak setuju sebanyak 22
= 55 %. Selanjutnya pada pertemuan kedua siswa menjawab setuju plus
sangat setuju 7 + 10 = 17 = 42,50 %
dan menjawab tidak setuju sebanyak 23
= 57,50 %. Dengan demikian
prosentase sikap dan minat siswa terus mengalami peningkatan terhadap pelajaran
seni musik di siklius II, dan dengan
penerapan metode demonstrasi semakin mendapat respon yang positif dari siswa.
Pada pertemuan tatap muka ke 3 siklus II yang dilakukan Senin, 9 April 2012, di awal kegiatan tatap muka, penulis melakukan
apersepsi selama 15 menit dengan menulis
di papan tulis notasi angka lagu Jayalah Negeriku Indonesia ciptaan Drs
Slamet Priyadi. Selanjutnya pada
kegiatan inti melaksanakan postes praktik secara kelompok selama 75 menit.
setiap kelompok 8 orang campuran laki-laki dan perempuan. Pada tes praktik ini
setiap kelompok harus membaca notasi lagu dan menyanyikannya baik secara
solmisasi, maupun dengan syairnya. Berikut adalah soal postes praktik membaca
menyanyikan notasi angka lagu ”Jayalah Negeriku Indonesia”
Soal Postes Praktik Siklus II. Baca dan nyanyikanlah
notasi angka lagu Jayalah Negeriku
Indonesia, berikut ini baik secara solmisasi maupun dengan
liriknya. Perhatikan pula masalah teknik vocal
yang benar dengan memperhatikan
unsur: 1. Harmoni, 2. Eksprresi, 3. Artikulasi, 4. Improvisasi, 5. Performance! Dari data hasil
postes siklus II pertemuan ke 3 Senin, 9
April 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan postes
siklus I pertemuan ke 3 Senin, 19 Maret 2012.
Hal ini oleh karena dalam proses pembelajaran di kelas di pertemuan
satu, dan pertemuan dua siklus II, focus pembelajaran lebih diintensifkan pada
praktik, latihan dan peragaan serta demonstrasi bernyanyi dengan membaca notasi
lagu baik secara solmisasi, syair lagu maupun dengan instrumern musik. Pada
postes siklus I diperoleh hasil siswa tuntas sebanyak 25 atau 62,50 %.
Tidak tuntas sebanyak 15 = 47,50%, dengan nilai rata-rata 73,33. Pada siklus II
siswa tuntas meningkat menjadi 36
siswa atau 90,00 %, siswa tidak tuntas sebanyak 4 = 10 % dengan nilai rata-rata 81,20
sudah melebihi target KKM 75. Berikut adalah tabel
rentang peningkatan nilai siklus I dan siklus II.
Observasi(Pengamatan)
Pelaksanaan observasi pada siklus II sama seperti pada siklus I. Adapun yang diamati adalah: Observasi Kinerja Siswa, berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa yang dilakukan pada siklus II di pertemuan pertama Senin, 26 Maret 2012 di peroleh data 24 = 60,00 % siswa ikut berpartisipasi aktif, dan 16 = 40 % siswa masih belum aktif dalam aktifitas kelompok membahas tugas pertunjukan musik kelas. Selanjutnya, berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa yang dilakukan pada pertemuan ke 2 Senin, 2 April 2012 terjadi peningkatan sebanyak 9 = 22,50% siswa. Sebelumnya sebanyak 24 siswa = 60,00 % menjadi 33 = 82,50% siswa berpartisipasi aktif. Dengan demikian, siswa yang tidak aktif dalam berlatih pertunjukan musik kelas 7 siswa = 17,50%. Pada pertemuan ke 3 Senin, 9 April 2012 setelah postes praktik, penulis juga melakukan konfirmasi berkait dengan hasil postes yang sekaligus juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa secara keseluruhan. Berikut adalah hasilnya. Sebanyak 37 = 92,50% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hanya 3 = 7,50 % siswa yang tidak aktif. Sedangkan peningkatan nilai hasil belajar di pertemuan ke 3 perolehan hasil belajar dari nilai rata-rata 73,33 di pertemuan ke dua meningkat menjadi 81, 20 di pertemuan ke 3. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas dengan indicator, “terampil membaca dan menulis notasi musik dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang sekaligus dapat meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan bernyanyi dengan teknik yang benar secara signifikan. Peningkatan aktifitas belajar dan keterampilan siswa dalam membaca notasi musik siswa di pertemuan ke 1 Senin, yang sebelumnya 60,00%, meningkat menjadi 82,50% dipertemuan ke 3 meningkat lagi menjadi 92,50 % di pertemuan ke 3. Realitas keadaan semacam ini terjadi juga pada hasil belajar siswa yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada postes siklus I score rata-rata 73,33 dan pada postes siklus II score rata-rata 81,20. Refleksi Berdasarkan data hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan disiklus I dan siklus II dengan tiga kali pertemuan, disertai tindakan pengamatan atau observasi aktifitas belajar siswa, evaluasi belajar siswa, serta pengisian lembar angket kuisioner kepada siswa dari penulis selaku observer, berpendapat bahwa pembelajaran seni musik yang disampaikan dengan menggunakan metode demonstrasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik dalam aktifitas belajar maupun peningkatan keterampilan membaca notasi angka terhadap pelajaran seni musik. Adapun hasil yang diperoleh memperlihatkan, peningkatan aktivitas terutama pada siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, meskipun siswa yang aktif pada Siklus I belum banyak, 22 siswa atau 55,00 %, tetapi pada Siklus II meningkat menjadi 37 siswa atau meningkat 92,50%. Sementara peningkatan hasil belajar siswa Siklus I nilai rata-rata 73,33 dan di Siklus II meningkat menjadi 81,20. Berikut adalah tabel rentang peningkatan aktifitas belajar dan nilai siswa Siklus I dan Siklus II.
PENINGKATAN NILAI SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Pelaksanaan observasi pada siklus II sama seperti pada siklus I. Adapun yang diamati adalah: Observasi Kinerja Siswa, berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa yang dilakukan pada siklus II di pertemuan pertama Senin, 26 Maret 2012 di peroleh data 24 = 60,00 % siswa ikut berpartisipasi aktif, dan 16 = 40 % siswa masih belum aktif dalam aktifitas kelompok membahas tugas pertunjukan musik kelas. Selanjutnya, berdasarkan pada hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa yang dilakukan pada pertemuan ke 2 Senin, 2 April 2012 terjadi peningkatan sebanyak 9 = 22,50% siswa. Sebelumnya sebanyak 24 siswa = 60,00 % menjadi 33 = 82,50% siswa berpartisipasi aktif. Dengan demikian, siswa yang tidak aktif dalam berlatih pertunjukan musik kelas 7 siswa = 17,50%. Pada pertemuan ke 3 Senin, 9 April 2012 setelah postes praktik, penulis juga melakukan konfirmasi berkait dengan hasil postes yang sekaligus juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa secara keseluruhan. Berikut adalah hasilnya. Sebanyak 37 = 92,50% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hanya 3 = 7,50 % siswa yang tidak aktif. Sedangkan peningkatan nilai hasil belajar di pertemuan ke 3 perolehan hasil belajar dari nilai rata-rata 73,33 di pertemuan ke dua meningkat menjadi 81, 20 di pertemuan ke 3. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran seni musik kompetensi dasar menggelar pertunjukan musik kelas dengan indicator, “terampil membaca dan menulis notasi musik dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang sekaligus dapat meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan bernyanyi dengan teknik yang benar secara signifikan. Peningkatan aktifitas belajar dan keterampilan siswa dalam membaca notasi musik siswa di pertemuan ke 1 Senin, yang sebelumnya 60,00%, meningkat menjadi 82,50% dipertemuan ke 3 meningkat lagi menjadi 92,50 % di pertemuan ke 3. Realitas keadaan semacam ini terjadi juga pada hasil belajar siswa yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada postes siklus I score rata-rata 73,33 dan pada postes siklus II score rata-rata 81,20. Refleksi Berdasarkan data hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan disiklus I dan siklus II dengan tiga kali pertemuan, disertai tindakan pengamatan atau observasi aktifitas belajar siswa, evaluasi belajar siswa, serta pengisian lembar angket kuisioner kepada siswa dari penulis selaku observer, berpendapat bahwa pembelajaran seni musik yang disampaikan dengan menggunakan metode demonstrasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik dalam aktifitas belajar maupun peningkatan keterampilan membaca notasi angka terhadap pelajaran seni musik. Adapun hasil yang diperoleh memperlihatkan, peningkatan aktivitas terutama pada siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, meskipun siswa yang aktif pada Siklus I belum banyak, 22 siswa atau 55,00 %, tetapi pada Siklus II meningkat menjadi 37 siswa atau meningkat 92,50%. Sementara peningkatan hasil belajar siswa Siklus I nilai rata-rata 73,33 dan di Siklus II meningkat menjadi 81,20. Berikut adalah tabel rentang peningkatan aktifitas belajar dan nilai siswa Siklus I dan Siklus II.
PENINGKATAN NILAI SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
|||
Senin, 12 / 03 /
2012
|
Senin, 19 / 03 /
2012
|
Senin, 2 / 04 /
2012
|
Senin, 9 / 04 /
2012
|
|
Siswa tuntas
8 = 22,50
|
Siswa tuntas 9 =
20, 00
|
Siswa tuntas 25 = 62,50
|
Siswa tuntas 36 =
90,00
|
|
Tidak tuntas 32 = 80 %
|
Tidak tuntas
31= 77,50 %
|
Tidak tuntas 15 = 47,50 %
|
Tidak tuntas 4 = 10 %
|
|
Nilai
65,00
|
Nilai
70,75
|
Nilai 73,33
|
Nilai 81,20
|
|
Berdasarkan data hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan disiklus I dan siklus II penulis berpendapat, penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran seni music mampu meningkatkan keterampilan membaca notasi angka siswa kelas X 4. Ini terbukti dengan terjadinya peningkatan yang cukup signifikan. Adapun hasil yang diperoleh memperlihatkan, peningkatan aktivitas terutama pada siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, meskipun siswa yang aktif pada Siklus I belum banyak, 20 siswa atau 50,00 %, tetapi pada Siklus II meningkat menjadi 37 siswa atau meningkat 92,50 %. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari rentang ketuntasan belajar yang meningkat terus, siklus I rata-rata nilai pretes siswa 65,00 dan pada postes nilai rata-rata 70,75. Sementara peningkatan hasil belajar Siklus II sebelumnya nilai rata-rata 73,33 meningkat menjadi 81,20 .
KESIMPULAN
Berbasis
dari analisa hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah yang telah ditentukan, disertai dengan
temuan-temuan dalam proses tindakan dan pembahasan yang telah diuraikan dalam
bab IV tentang proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilam membaca
notasi angka pada pelajaran seni musik melalui penerapan metode demonstrasi di
kelas X 4, SMA Negeri 42 maka dapat
disimpulkan: “Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan membaca notasi angka pada pelajaran seni musik kompetensi dasar:
”Menggelar Pertunjukan Musik Kelas” di kelas X 4 SMA Negeri 42. “Berbanding
lurus dengan aktifitas belajar siswa yang meningkat dengan penggunaan metode
demonstrasi, nilai hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan pada KD:MenggelarPertunjukkanMusikKelas”. Peningkatan aktifitas
belajar dan keterampilan siswa dalam membaca notasi musik terutama notasi
angka, di pertemuan ke 1 Senin, yang sebelumnya 60,00%, meningkat
menjadi 82,50% dipertemuan ke
3 meningkat lagi menjadi 92,50%.
Realitas keadaan semacam ini terjadi juga pada hasil belajar siswa yang juga
mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada postes siklus I score rata-rata 73,33 dan pada postes siklus II
score rata-rata 81,20
PUSTAKA ACUAN
Supardi Suhardjono. 2011. Publikasi Ilmiah Non Penelitian,
Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
UHAMKA 2009. Peningkatan Profesi Guru Melalui
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM). Jakarta: Rayon 37
UHAMKA.
Mendiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
( KTSP ), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Sri Gianti, Ella Sulhah, Purnama Saifurrahman, 2009. Bahan Ajar Pendidikan
Dan Latihan Profesi Guru. Jakarta: Rayon 37 UHAMKA
M. Soeharto, 1993. Belajar Notasi Musik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tim Seni Musik SMA, 1999. Pendidikan Seni Musik SMA 1. Jakarta: Galaxi Puspa Mega
Matius Ali, 2006. Seni Musik SMA Untuk Kelas X. Jakarta: e s i s
Hadi Sunarko, 1987. Seni Musik. Jakarta: Rosda
Karya
*) Slamet Priyadi adalah guru seni budaya di SMA Negeri 42 Jakarta
*) Slamet Priyadi adalah guru seni budaya di SMA Negeri 42 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar